Ceria Seks Fitri Sahabat Penaku Keenakkan Entot

Ceria Seks Fitri Sahabat Penaku Keenakkan Entot

FULL VIDEO





Hubungan kami berawal dari dimuatnya surat pembacaku, ketika aku masih mahasiswa di suatu surat kabar yang beroplah nasional tentang kesulitan mengirim surat ke luar negeri. Seminggu kemudian datang surat kepadaku megomentari suratku dan menceritakan hal yang sama dengan yang kualami. Ia mengatakan hobinya juga surat-menyurat (korespondensi) dan mengajak bertukar hoki denganku. Semenjak itu kami rajin saling berkirim surat. Walaupun belum pernah saling ketemu, karena saling pandai menyusun kata-kata, kami merasa sudah akrab.

Fitri, sahabat penaku itu, waktu itu bekerja sebagai asisten apoteker di kota Cikampek. Ia memang lahir dia situ, ayahnya mempunyai penggilingan beras. Seperti lazimnya pengusaha di kota kecil, ayahnya keturunan Cina. Ia sulung dari 6 bersaudara dan akhirnya aku juga akrab dengan keluarganya akibat sering main ke sana kalau liburan. Lebih tua 1 tahun dariku. Waktu itu aku sendiri punya pacar di falkultas dan Lia Beberapa mempunyai "teman dekat", seperti diceritakannya kepadaku lewat surat-suratnya.

Tiga tahun setelah kami akrab, ia pindah ke Jakarta dan diserahi pekerjaan mengelola apotik di daerah Jakarta Barat. Waktu itu aku sendiri sudah selesai kuliah dan mulai mencari pekerjaan di Ibukota. Hubunganku dengannya sudah cukup akrab. Beberapa kali aku menginap di rumah kostnya. Ia kos bersama adik laki-laki tertuanya, yang kuliah di salah satu falkultas kedokteran. Waktu itu ia sedang pacaran dengan seorang bule, Jhon, karyawan suatu perusahaan Belgia. Aku, Jhon, Lia dan ivan (adiknya). sering berjalan bersama. Waktu itu aku sendiri juga bekerja di daerah Jakarta Barat dan kos di dekat camer (calon mertua). Pacarku sendiri sedang kuliah di Gajah Mada, Dilan.

Sampai akhirnya si Jhon meninggal dunia, karena kecelakaan pesawat ketika sedang pulang ke Belgia. Ayah Lia waktu itu sedang masuk RS dan aku setiap malam menunggui, bergantian berdua dengan Ivan atau dengan Lia, sampai juga meninggal setelah 10 hari dirawat. Kesedihan karena ditinggal si Jhon dan ayahnya, membuat lia memintaku banyak mendampingginya. Kalau selesai bekerja, kalau Ivan sibuk kuliah. Lia memintaku menjemput ke apotik. Kalau ia dinas malam, aku biasa menungguinya sebelum ia selesai bekerja. Sering aku dan Ivan (kalau sudah pulang kuliah), menunggui berdua lalu pulang bertiga. Semua teman kerja dan induk semang kosnya sudah mengenaliku semua. Dan di antara kami semuanya berjalan biasa saja. Fitri ini tinggi badannya lumayan, ada 5cm di atas tinggi badanku. Jadi orang pasti tidak mengira kalau kami sedang pacaran. Lia tahu mengenai pacarku Dilan.

Walaupun demikian, kedekatan kami lama-lama membuat adanya "rasa lain". Kami biasa menonton berdua kalau Lia pulang sore. Dia juga biasa jalan bergayut di lenganku, itupun kalau bertiga dengan Ivan. Sore itu, hari sabtu, ia pulang jam 2 dari apotik. Ivan sedang pulang ke Cikampek dan ia kelihatan sedang sedih ("Aku ingat Jhon", katanya) maka tangannya tak mau lepas dari lenganku. Kesedihan itu dibawanya masuk gedung, selama film ia menyandarkan kepalanya di bahuku. Spontan, kalau ia terdengar mengelh sedikit, aku mengelus-elus kepalanya.

Setelah beberapa saat, tiba-tiba saja, aku sudah menciumi pipinya. Ia mengeluh lirih dan merangkulku sambil mulutnya bergeser mencari bibirku. Kami berpagutan bibir cukup lama, ia seakan sedang menumpahkan semua beban pikirannya kepada pagutan bibir-bibir kami. Aku betul-betul terhanyut, tetapi masih dapat "menjaga kesopanan" dengan hanya memegangi pipinya saja. Di taksi pulang ia diam saja. Hanya pegangan dilenganku semakin bertambah erat.

Sampai di kosnya, ia memintaku masuk kamarnya. Tante kos sudah kenal baik denganku dan aku memang biasa masuk kamar mereka. Hanya saja kali ini ia langsung memelukku dan mengulangi kembali pangutan di bibirku. Aku sedikit bingung, Sebelum kemudian memutuskan untuk mengikuti keinginnya.

Kupeluk erat-erat ia yang sedang duduk di pinggir tempat tidur. Aku duduk disampingnya sambil memegangi kedua pipinya. Otomatis, saking serunya ciuman kami, Lia akhirnya terdorong ke belakang dan posisinya menjadi tertidur. Tiba-tiba saja tanganku sudah pindah ke dadanya dan dari luar (ia masih menggunakan baju) mengelus payudara sebelah kanannya. Lia melenguh (bukan hanya melenguh!) dan tangan kirinya menaikkan posisi kaos yang dipakainya.

Lalu aku sudah menggengam payudara kanannya tanpa halangan apa-apa. Wow,,, tak begitu besar, tetapi putihnya mulus. Aku mengelus payudaranya sambil berkali-kali memijit bundaran di bawah ujung putingnya. Lia seakan kesetanan, ia langsung melepas kaos yang dipakainya. Dadanya terlanjang dan.....

Aku tidak dapat lagi menahan diri. Sejenak kuteliti wanita di hadapanku ini. Lehernya putih, anak-anak rambut yang menggenrai di sekeliling lehernya membuat penisku mengejang. Bahunya yang pualam menyangga mulutnya yang sedikit menganga dan mengeluarkan desis lirih yang memburu. Matanya terpejam. Roh bawahnya masih terikat, Tetapi pantatnya sudah membuat gerak memutar-mutar sedikit.

Lalu ku telusuri lehernya. Tanganku turun ke arah payudara kanannya. Ia menempelkan badan erat-erat ke badanku. Ku putar telapakku di payudara kanannya. Ia mengelinjang. Ketika tanganku pindah ke payudara sebelah kiri, gelinjangnya bertambah dan tangannya langsung ke bawah badanku, mencara sela-sela pahaku. Ketika aku mulai menjiati puting susunya, tnagan menerobos resleting celana ku dan aku sedikit menggelinjang ketika ia mulai menggengam dan memainkan dengan jarinya di kepala penisku.

Kedua tangannya berusaha menurunkan celana dalamku, tetapi masi sulit karena celana panjangku bertengger disana. Sementara itu mulutku mulai mengulum puting susunya bergantian. Dilepaskannya penisku dan, karena kegelian dan merasa nikmat, ia merengkuh kepalaku, ditariknya ke arah putih susunya. Lalu tiba-tiba didorongnya badanku, sambil nafasnya terburu, dilepaskannya rok yang masih dipakainya, Lalu tanganku diraihnya, dimasukkan ke dalam CD-nya. Pelan-pelan kuelus bulu vaginanya. Wah lebat betul. Dari sekian wanita yang pernah "kuterlanjangi", baru kali ini aku melihat pubis (rambut vagina) yang demikian lebat. Lebat,panjang,ketat,hitam bukan main.

Kuelus-elus bulu vaginanya, kugelitik gelitik rambut-rambutnya mencari lubang vaginanya. Tidak mudah ketemu, tetapi sudah basah karena air nikmatnya sudah keluar. Lia sendiri membantuku dengan menekan nekan tanganku yang dipermuakaan vaginanya.

"Euhhhh,,,, euhhhhh..", gelinjangnya. Lalu, tak sabar, diturunkannya CDnya yang sudah dipahanya, terlanjang bulatlah ia.

Gila, putihnya! pantatnya yang bulat, yang biasanya kupegangi (dari luar) kalau ia lagi bergelayut di lenganku, betul-betul indah. Pinggulnya apalagi. Penisku langsung beridir menegang melihat itu semua dan mengantisipasi "tugas lanjutannya". Ku gosok-gosokkan ujung hidungku ke pinggul itu, pelan-pelan kujilati memutar menuju ke pantatnya yang indah. Kuremas-remas bulatan pantatnya, sambil ku gesek-gesekkan ujung hidungku terus. Harum baunya, harum sekali. Penisku yang tegang bergerak-gerak terus.

Ia tak sabar, dipegangnya tanganku, dibimbingnya untuk kembali menusuk-nusuk vaginanya. Ia sendiri seakan kesetanan menunggu lubang vaginanya dimasuki jari-jariku. Tetapi aku kembali berkonsentrasi pada puting susunya. Kujilat, ku elus memakai lidah, kusedot pelan-pelan sambil ia menlenguh-lenguh dan menggelinjang-gelinjang. Akhirnya ia sudah tak sabar lagi. Tangannya mulai menurutkan celana panjangku. CD-ku langsung dipelorotinnya ke bawah. Lalu tangannya menggengam genggam penisku.

Aku serasa melayang. Sebagai laki-laki, selama ini kalau ia bergayut di lenganku sambil berjalan-jalan, aku sering membayangkan tangannya yang putih dengan jari-jarinya yang panjang mengelus-elus penisku. Atau kujilati puting susunya yang sering membayang kalai ia memakai baju tipis. Hanya selama itu aku hanya berani membayangkan, karena aku menghormatinya sebagai rekan akrab. Rupanya sore itu lain.

Ia langsung membalik, mengarahkan mulutnya kepenisku. Lalu tanpa basa-basi di kulum penisku. Aku sendiri langsung meneroboskan muka ke arah vaginanya. Tanganku memisahkan rambut-rambut di situs dan ku lihat ditorisnya sudah keliatan dari luar. Ku gosok-gosok perlahan Permukaan clitorisnya. Lia menggelinjang-gelinjang. BandarQ. Kujilati clitorisnya sambil kuisap-isap.

"Ouwww Wieddd.... Oeuwww WWWWieeddddd", lenguhnya, "Terusss,,,,,, terusss", lenguhnya dalam. Isapannya di penisku melemah akhirnya. Kupikir ia sudah selesai. Tiba-tiba ia membalikan badan lagi dan langsung berbaring di atasku. Penisku dipeggangnya dan dicoba dimasukkannya ke dalam vaginanya yang sudah sangat basah. Rasanya oeuwwwunchhhharghhhtolla, ketika kepala penisku mulai masuk. Aku yang kegelian sampai tak tahan. Maklum, wakti itu penisku baru punya jam terbang yang dapat dihitung dengan jari, dan karena masih muda, jarang memakai "pendahuluan" yang cukup lama. Biasanya kalau keduanya sudah tegang, lalu langsung ku masukkan, ejakulasi samsa-sama dan ku cabut.

Betul, sangkin gelinya, aku yang dibawah sampai mengangkat kepala tak tahan geli dan mau bangkit. Pas saat itu, kepalaku dipegang lia, dibawanya ke payudara sebelah kiri, melihat ada gumpalan daging kenyang putih menantang, langsung ku jilati dan ku isap-isap. Baru sebentar, Lia mengerang "Ohhh,,, Wiedd,,,Liaaa nyampee".

Ia membalikan badan. Melihat sekilas badannya yang indah dan putih itu, penisku terasa nikmat-nikmat nyeri, rasanya ada yang mengalir keluar dari ujung penisku. "Gileem udah mau keluar,,", pikirku betul, ketika aku baru tiga kali memompa, spermaku keluar. Kupeluk erat-erat badannya, ia juga memegangi pantatku erat-erat sambil berbisik," Masukkan semua, Wied,,, masukkan semuaa.." Kutekan erat-erat penisku ke dalam vagina bidadariku ini, kumasukkan semua benih hidupku dalam jaringan tubuhnya.

Ketika aku mau berguling ke sebelah badannya, dilarangnya aku. Ia ingin aku tetap di atas tubuhnya, dengan penisku masih di dalam vaginanya. Kunikmati saat itu dengan mempermainkan dagunya, menjilati payudaranya dan menggesek-gesekkan penisku ke dalam vaginanya. Ia tetap menciumiku. Penisku sendiri tetap tegang di dalam vaginanya.

Lima menit kemudian nafsunya bangkit lagi. Ia mengerag pelan, sambil menggoyang-goyangkan pantat. "Lia nafsu lagi, nih", erangnya. Penisku sendiri yang tadinya sempat sedikit mengecil menjadi besar kegelian tergesek-gesek permukaan dalam vaginanya. Lalu.., "Uhhhh" Bibir vaginanya seakan memijat penisku. Aku merasa penisku kegelian, geli-geli nikmat sampai seakan-akan badanku meronta-ronta di atas badan lia. Lia sendiri terangsang dengan gerakkanku, memelukku erat-erat sambil keras menggoyangkan pantatnya memutar.

Dalam 20 menit kemudian, 2 kali lagi ia mengalami orgasme. Gila, pikiranku. Pijitan vaginanya membuatku seakan melayang ke surga, tetapi aku sendiri baru sempat orgasme sekali. Lalu ia mulai melemas seakan tak berdaya. Habis itu lalu terjadi "perkosaan". Aku tidak tahan lagi. Lia kugulingkan ke sana ke mari menuruti nafsuku. Kadang ku cabut penis ku dari vaginanya, ku masukkan ke dalam mulutnya, lalu ku cabut dalam vaginanya. aku orgasme 2kali lagi. Sekali dimulutnya, sekali diujung vaginanya (dasar belum pengalaman, karena kegelian digesek bulu vaginanya, begitu penisku sampai di ujung vaginanya langsung ku kelarkan spermaku). Lia sendiri pasrah aja kuperlakukan kayak begitu. Ia seakan sudah tidak berdaya kugulingkan ikt saja. Kusuruh mengulum penisku yang basah mau saja, mengurut urut kepala penis di dadanya juga ikut, membantu memasukkan penisku vaginanya juga turut saja.

Ketika kami beruda sudah tidak berdaya lagi, kulihat jam. Dua setengah jam sudah berlalu sejak kami masuk ke kamar itu. Akhirnya kami tak kuat lagi dengan terkapa kepayahan. Mata terpejam rapat, kelihatannya ia lelah sekali dalam dan mengantuk berat. Judi Indonesia88

Aku bangkit dan barulah tercium bau sperma bercampuran keringat di kamar itu. Lia sendiri sudah tidak berdaya lagi. Ia sudah tergeletak begitu saja telanjang bulat. Kuselimuti badannya dan aku mulai memunguti pakaianku yang terserak disana-sini. Kusemprotkan Bayfresh ke dingding-dinding kamar untuk mengurangi bau "mesum" itu. Untung Ivan sedang pulang ke Cikampek. Kucium dahi Lia, kututup pintu kamar dan aku pamit ke tante kos.

Esoknya aku datang lagi. Hari Minggu ini Lia mengaku sakit kepada tante kos dan minta "Si Wied ngerawat saya, ya tente". Jadi kami beruda berbulan madu di kamarnya sepanjang hari. Dan terjadi perkosaan lagi, yang ternyata disenanginya.

Dalam perjalanan pulang aku berpikir bahwa hubungan kami sudah berubah. Kalau selama ini aku menganggap dia sebagai kak lebih tua 1 tahun, lagi pula ia lebih tinggi dibandingkan badanku malam ini hal itu sudah berubah. Kakakku sayang itu telah membuatku merindukannya sebagai orang lain (Kalau aku boleh berterus-terang: aku akan merindukannya untuk merasakan vaginanya yang sangat basah dibelah penisku, untuk kudekap ketika ia terlanjang bulat-bulat, untuk menggeser-geserkan ujung hidungku di permukaan vaginanya yang lebat dan merangsan itu, untuk genggaman baik tangan maupun mulutnya bagi penisku yang panjang.




Share:

NGENTOT SAMA SI FIFI YANG BERPEPEK PERAWAN

Kegiatan ini semua tentunya juga rapi karena ku nggak kepingin istriku tahu hal ini. Suatu ketika aku diperkenalkan pada teman-teman diana satu kelompok, dan pinter sekali diana bersandiwara dengan berpura-pura telah bertemu denganku pada suatu pesta pernikahan seseorang sehingga temannya tidak ada yang curiga bahwa aku telah berhubungan dengan diana

PEPEK Agen Poker Online Terpercaya

Gambar terkait

Hari ini, seusai senam jam 08.30 aku harus langsung kekantor untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 14.00. Kubelokkan kendaraanku pada toko buku untuk membeli perlengkapan kantor yang kurang, saat aku asyik memilih tiba-tiba pinggangku ada yang mencolek, saat kutoleh dia adalah fifi teman diana yang tadi dikenalkan.
“Belanja Apa De…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis.
“Ah enggak cuman sedikit untuk kebutuhan kantor aja kok…”
Akhirnya aku terlibat percakapan ringan dengan fifi. Dari pembicaraan itu kuperoleh bahwa Fifi adalah keturunan cina dengan jawa sehingga perpaduan wajah itu manis sekali kelihatannya. Matanya sipit tetapi alisnya tebal dan…, Aku kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar sekali, kira-kira 36C berbeda jauh dengan diana sahabatnya.
“Eh.., De aku ada yang pengin kubicarakan sama kamu tapi jangan sampai tahu diana ya”, pintanya sambil melirikku penuh arti.
“Ngomong apaan sih.., serius banget Fi…, apa perlu?”, tanyaku penuh selidik.
“Iya perlu sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa..”, tanyanya lagi.
“Ada kendaraan kok aku…” timpalku penasaran. Akhirnya kuputuskan Fifi ikut aku walaupun mobilnya ada, nanti kalau omong-omgngnya sudah selesai Fifi tak antar lagi ketempat ini.
“Masalah apa Fi kamu kok serius banget sih…”, tanyaku lagi.
“Tenang De…, ikuti arahku ya…, santai saja lah…”, pintanya.
Sesekali kulirik paha Fifi yang putih itu tersingkap karena roknya pendek, dan Fifi tetap tidak berusaha menutupi. Sesuai petunjuk arah dari Fifi akhirnya aku memasuki rumah besar mirip villa dan diceritakan oleh Fifi bahwa tempat itu biasa dipakai untuk persewaan.

“Ok fi sekarang kita kemana ini dan kamu mau ngomong apaan sih”, tanyaku tak sabar, setelah aku masuk ruangan dan Fifi mempersilahkan duduk.
“Gini De langsung aja ya…, Kamu pernah merasakan Diana ya..?”, tanyanya.
Deg…, dadaku berguncang mendengar perkataan Fifi yang ceplas ceplos itu.
“Merasakan apaan sih Fi?”, tanyaku pura-pura bodoh.
“Alaa De jangan mungkir aku dikasih tahu lho sama Diana, dia menceritakan bagaimana sukanya dia menikmatimu…, Hayooooo masih mungkir ya…”.
Aku hanya diam namun sedikit grogi juga, nampak wajahku panas mendengar penuturan Fifi yang langsung dan tanpa sungkan tersebut. Aku terdiam sementara Fifi merasa diatas angin dengan berceloteh panjang lebar sambil sesekali dia senyum dan menyilangkan kakinya sehingga nampak pahanya yang mulus tanpa cacat. Aku hanya cengar cengir saja mendengar semua omomgannya.
“Gimana De masih mau mungkir nih…, Bener semua kan ceritaku tadi…?”, Tanyanya antusias.
Aku hanya tersenyum kecut. Kuperhatikan Fifi meninggalkan tempat duduknya dan tak lama kemuadian dia keluar sambil membawa dua gelas air minum. Fifi kembali menatapku tajam aku seperti tertuduh yang menunggu hukuman. Tak lama berselang kembali Fifi berdiri dan duduk disampingku.

“De…”, sapanya manja.
Aku melirik dan, “Apa?”, jawabku kalem.
“Aku mau seperti yang kau lakukan pada Diana De…”, aku sedikit terkejut mendengar pengakuannya dan tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.
Pelan dan kurasakan bibir Fifi hangat membara. Kami berpagut bibir, kumasukkan lidahku saat bibir Fifi terbuka, sementara tanganku tidak tinggal diam. Kusentuh lembut payudaranya yang kenyal dia tersentak kaget. Bibirku masih bermain semakin larut dalam bibirnya. Fifi kelihatan menikmati sekali sentuhan tanganku pada payudaranya. Sementara tangan kananku mengusap lembut punggungnya. Fifi semakin menjadi leherku diciumi dan tangan Fifi berada dipunggungku. Tanganku beroperasi semakin jauh dengan meraba paha Fifi yang mulus dia semakin menggelinjang saat tangan kananku mulai masuk dalam payudaranya. Tanpa menunggu reaksi lanjutan aku menaikkan BH sehingga tanganku dengan mudah menyentuh putting yang mulai mengeras.

Kudengar nafas Fifi memburu dengan diselingi perkataan yang aku tak mengerti. Fifi mulai pasrah dan kedua tangaku menaikkan kaos sehingga kini Fifi hanya memakai rok mini yang sudah tidak lagi berbentuk sedangkan BH hitam sudah tidak lagi menutup payudaranya. Kudorong perlahan Fifi untuk berbaring di Sofa, Aku terkagum melihat putihnya tubuh yang nyaris tanpa cacat. Kuperhatikan putting susunya memerah dan kaku, bulu-bulu halus berada disekitar pusar menambah gairahku. Fifi hanya terpejam dan aku mulai menurunkan rok mini setelah jariku berhasil menyentil pengait dibawah pusar. Kini Fifi hanya tinggal memakai CD dan BH hitam kontras dengan warna kulitnya. Aku bergegas mempreteli pakaianku dan hanya tinggal CD. Cepat-cepat kutindih tubuh mulus itu dan Fifi mulai menggelinjang merasakan sesuatu mengganjal dibawah pusarnya. Aku turun menciumi kakinya sesenti demi sesenti.
“Enggghh hhss”, hanya suara itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut dan pahanya.

Penisku terasa sakit karena kejang. Mulutku mulai menjalar di paha.., benar-benar kunikmati sejengkal demi sejengkal. Tanganku mencoba menelusuri daerah disela pahany, Dan kudengar suara itu semakin menjadi saat tanganku berhasil menyusup dari pinggir CD hitam dan berhasil menemukan tempat berbulu dengan sedikit becek didalamnya. Tanganku terus membelai bulu-bulu kaku dan tangan satunya berusaha mempermudah dengan menurunkan CD didaerah pada berpapasan dengan mulutku. Kusibak semua penghalang yang merintangi tanganku untuk menjamah kemaluan, dan kini semakin nampak wajah asli kemaluan Fifi indah montok putih kemerahan dengan bulu jarang tapi teratur letaknya. Mataku terus mengawasi kemaluan Fifi yang menarik, kulihat klitorisnya membengkak keluar merah muda warnamya…, aku semakin terangsang hebat.

Mulutku masih disela pahanya sementara tanganku terus menembus liang semakin dalam dan Fifi semakin menggelinjang terkadang mengejang saat kupermainkan daging kecil disela gua itu. Kusibakkan dua paha dengan merentangkan kaki kanan pada sandaran sofa sedangkan kaki kiri kubiarkan menyentuh lantai. Kini kemaluan Fifi semakin terbuka lebar. Mulutku sudah tak sabar ingin merasakan lidahku sudah berdecak kagum dan berharap cepat menerobos liangnya beradu dengan daging kecil yang manja itu dengan bulu yang tidak banyak. Kumisku bergeser perlahan beradu dengan bulu halus milik Fifi dan dia hanya bisa terpejam dengan lenguhan panjang setengah menjerit. Kubirakan dia mengguman tak karuan. Lidahku mulai menjilat dan bibirku menciba menghisap daging kecil milik Fifi yang menjorok keluar. Kuadu lidahku dengan daging kecil dan bibirku tak henti mengecup, kurasakan kemaluan semakin basah.

Fifi berteriak semakin keras saat tangaku juga mengambil inisiatif untuk meremas payudaranya yang bergerak kiri kanan saat Fifi bergoyang kenikmatan. Aku juga tidak tahan melihat semua ini. Kutarik bibirku menjauh dari kemaluanya dan kulepas Cdku sehingga nampaklah batang penisku yang sudah tegak berdiri dengan ujung merah dengan sedikit lendir. Kusaksikan Fifi masih terpejam kudekatkan ujung penisku sampai akhirnya menyentuh kecil kemaluan Fifi. Jeritan Fifi semakin menjadi dengan mengangkat pantatnya supaya penisku menjenguk lubangnya. Kujauhkan penisku sebentar dan kulihat pantat Fifi semakin tinggi mencari. Kugesek gesekkan lagi penisku dengan keras, aku terkejut tiba-tiba tanfan Fifi menagkap batang penisku dan dituntun menuju lubang yang telah disiapkan. Denga lembut dan sopan penisku masuk perlahan. Saat kepala penis masuk Fifi menjerit keras dan menjepitkan kedua kainya dipinggangku. Kupaksakan perlahan batang penisku akhirnya berhasil menjenguk lubang terdalam milik Fifi. Kaki Fifi kaku menahanku dia membuka mata dan tersenyum.

“Jangan digoyang dulu ya De…”, pintanya dan dia terpejam kembali.
Aku menurut saja. Kurasakan kemaluan Fifi berdenyut keras memijit penisku yang tenggelam dalam tanpa gerak. Akhirnya Fifi mulai menggoyangkan pantatnya perlahan. Aku merasakan geli yang luar biasa. Kuputar juga pantatku sambil bergerak maju mundur dan saat penisku tenggelam kurasakan bibir kemaluan Fifi ikut tenggelam dengan kulit penisku. Tak seberapa lama aku merasakan penisku mulai panas dan geli yang berada diujung aku semakin menekan dan manarik cepat-cepat. Fifi merasakan juga rupanya, dia mengimbangi dengan menjepitkan kedua kakinya dipinggangku sehingga gerak penisku terhambat. Saat penis masuk karena bantuan kaki Fifi semakin dalam kurasakan tempat yang dituju.
Aku tidak kuat dan, “Fi aku mau keluar”, lenguhku.
Fifi hanya tersenyum dan semakin mempererat jepitan kakinya. Akhirnya, Kutekan semua penisku dalam-dalam dan kusaksikan Fifi terpejam dan berteriak keras. Kurasakan semprotan luar biasa didalam kemaluan Fifi. Dan aku terus menggoyangnya, tiba-tiba Fifi berteriak dan tangannya memelukku kuat-kuat. Bibirnya menggigit dadaku sementara pantatnya terus mengejang kaku, aku hanya terdiam merasakan nikmatnya semua ini.
Aku menindih Fifi dan penisku masih kerasan didalam liang sanggamanya. Fifi mengelus punggungku perlahan seolah merasa takut kehilangan kenikmatan yang sudah direguknya. Perlahan kujauhkan pantatku dari tubuh Fifi dan kurasakan dingin penisku saat keluar dari liang kenikmatan. Aku terlentang merasakan sisa-sisa kenikmatan. Fifi kembali bergerak dan berdiri. Dia tersenyum melangkah menuju kamar mandi. Kudengar suara gemericik air mengguyur…,
Fifi kembali mendekatiku, aku duduk diatas karpet untuk berdiri hendak membersihkan penisku yang masih belepotan, aku terkejut saat Fifi kembali mendorongku untuk tidur.
“Eh fi aku mau ke kamar mandi dulu.., bersih- bersih nih…”
Tapi tak kudengar jawaban karena Fifi menunduk di sela pahaku dan kurasakan mulut Fifi kembali beraksi memanjakan penisku dengan lidahnya. Aku geli menggelinjang merasakan nikmatnya kuluman mulut Fifi ke penisku. Telur penisku dijilat dan dihisap perlahan. Serasa ujung syarafku menegang. Daftar Poker

Kujepit kepalanya dengan dua pahaku, Aku mulia menggumam tak karuan tapi Fifi semakin ganas melumat penisku. Ujung penisku dihisap kuat-kuat kemudian dilepas lagi dan tangnnya mengocok tiada henti. Akhirnya aku menyerah untuk merasakan kenikmatan mulut Fifi yang semakin menggila. Kulihat kepala Fifi naik turun mengelomoh penisku yang menegang. Saat mulutnya menghisap kusaksikan pipi Fifi kempot seperti orang tua. Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan kusaksikan kepala penisku sudah memerah siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Fifi kembali menggoyang mulutnya untuk penisku tiada henti. Kepala penisku mendapat perlakukan istimewa. Dihisap dan dikulum. Lidahnya menjilat dan mengecap seluruh bagian penisku. Tangan Fifi membantu mulutnya yang mungil memegangi penisku yang mulai tak tentu arah. Aku kegerahan, kupegang kepalanya dan kuataur ritme agar aku tidak cepat keluar.

Hanya suara aneh itu yang sanggup keluar dari mulutku. Aku mencoba duduk untuk melihat seluruh gerakan Fifi yang semakin liar pada penisku. Kepala Fifi tetap dalam dekapan tangaku, kuciumi rambutnya yang halus dan kobelai punggungnya yang putih licin, dia mulai berkeringat mengagumu penisku. Mulut Fifi berguman menikmati ujung penisku yang semakin membonggol. Tanganku kuarahkan untuk meremas payudaranya. Saat kegelianku datang, payudaranya jadi sasaran amuk tanganku. Kuremas kuat Fifi hanya mengguman dan melenguh. Gila, Sayang aku tidak berhasil mengatur waktu yang lebih lama lagi untuk tidak mengeluarkan cairanku. Mulut Fifi sekain ganas melihat tingkahku yang mulai tak karuan. Lenguhku semakin keras. diluar dugaan Fifi semakin kuat melakukan kuluman dan hisapan peda penisku. Akhirnya aku tidak tahan merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Kuangkat pantatku tinggi – tinggi, rupanya Fifi mengerti maksudku, dimasukkannya dalam-dalam penisku dan kurasakan Fifi tambah kuat menghisap cairanku aku jadi merasa tersedot masuk dalam mulutnya.

Tak seberapa lama setelah cairanku habis, Fifi masih mengulum dan membersihkan sisa-sisa dengan mulutnya. Aku hanya bisa tengadah merasakan semuanya. Setelah itu Fifi mulai melepas mulutnya dari penisku. Kulihat semuanya sudah bersih dan licin. Fifi tersenyum dan dia mengelus dadaku yang masih telanjang. Aku baru bisa berdiri dan menuju ke kamar mandi saat Fifi beranjak dari duduknya untuk membuatkan aku minuman. Kubersihkan diriku. Aku minum sejenak, dan Fifi hanya diam saja memandangiku.
“Kenapa Fi…?”, tanyaku.
Dia memandangku dan berkata, “Maaf ya De sebenarnya aku tadi hanya memancingmu saja kok, aku nggak tahu kamu udah pernah main ama Diana atau belum, abisan aku lihat tatapan mata Diana sama kamu kadang mesra sekali sih aku jadi curiga”
“Gila, kupikir”, tapi aku hanya senyum saja mendengarnya.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12.45 aku harus bergegas untuk menyiapkan rapat. Kami berdua menuju ke toko tempat Fifi memarkir mobilnya. Selama diperjalanan kami semakin mesra dan berkali-kali kudengar lenguh manja Fifi seakan masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tangankupun sekali-kali tidak lagi takut menelungkup disela pahanya atu penggelayut dipayudaranya yang besar. Bahkan Fifi semakin membiarkan pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk mempermudah tanganku mengembara dikemaluannya. Fifipun tak mau kalah penisku jadi sasaran tangannya saat tangaku tidak menempati kemaluannya. Kurasakan penisku tegang kembali. Fifi hanya tersenyum dan meraba terus penisku dari luar celana. Akhirnya sampai juga ditempat Fifi memarkir mobil dan kami berpisah, Fifi memberikan kecup manja dan ucapan terima kasih.
Aku hanya tersenyum dan bergumam, “Besok aku mau lagi..”
Fifi mengangguk dan berkata “Kapanpun Ade mau, Fifi akan layani”
Hati setanku bersoak mendengar jawaban yang mengandung arti kemanjaan sebuah penis dan keganasan kemaluan memerah dengan bulu halus. Diana tidak mengetahui kalau aku sering merasakan kemaluan Fifi yang putih dan empuk itu. Mereka masih tetap akrab dan berjalan bersama seperti biasanya.
Share:

Memek Basah Yang Menggiurkan Mister Penis gua

Siang itu tampak rombongan pemburu berkuda tengah berkeliaran dilereng Gunung Arjuna. Rombongan itu terdiri dari dua orang gadis cantik dan empat orang prajuit pengawal. Dua orang gadis itu adalah Putri dari Kerajaan Singosari. Dua orang putri ini sudah sangat terkenal kecantikannya sampai ke pelosok negeri. Apalagi putri yang pertama, yaitu Putri Tribuana Tunggu Dewi yang berumur 19 tahun. Putri Tribuana memiliki bentuk tubuh tinggi semampai dengan buah dada yang sedang ranum-ranumnya. Wajahnya agak lonjong dengan bibir tipis yang menggairahkan, serta mata yang bening dan hidung yang mancung. Rambutnya yang lurus dan panjangnya sampai punggung. > FULL VIDEO <





Putri Tribuana memakai celana panjang berwarna hijau, sementara dipinggangnya melilit kain sebatas lutut yang sangat indah. Banyak sekali pangeran-pangeran dari kerajaan tetangga yang tergila-gila dan berusaha melamar, tapi Putri Tribuana selalu menolaknya.

Putri yang satu adalah adik dari Putri Tribuana yang bernama Putri Ayu Pualam. Putri Ayu baru berusia 15 tahun, tapi kecantikannya tidak kalah dengan kakaknya. Kulitnya putih mulus seperti susu, dengan buah dada yang tidak begitu besar, tapi sudah terlihat menonjol. Wajahnya selalu ceria dengan bibir mungil yang selalu tampak basah kemerah-merahan. Putri Ayu Pualam tampak anggun duduk diatas kuda sambil tangannya memegang busur dan anak panah. Dua orang putri kerajaan itu memang gemar sekali berburu dan berpetualang. Kalau sudah berburu kadang sampai berhari-hari. Kali ini rombongan Tuan Putri tampak masuk jauh ke dalam hutam di lereng Gunung Arjuna. Kedua putri itu tampaknya penasaran dengan sepinya binatang buruan. Tidak sadar bahwa hutan semakin lebat dan gelap. "Tuan putri, maafkan hamba, tampaknya hari menjelang gelap, sebaiknya kita segera mendirikan tenda, agarnya kita terpaksa menginap di hutan ini". seorang prajurit berkata sambil jongkok menyembah. "Baiklah, agaknya kita harus menginap di sini Nimas Ayu. "Putri Tribuana memandang adiknya. Putri Ayu Pualam hanya mengganguk, lalu meloncat turun dari kudanya.

Malam itu Kedua putri itu tidur dalam satu tenda, sementara di luar tampak para prajurit berjaga secara bergiliran. Tanpa mereka ketahui, dari jauh tampak beberapa pasang mata mengawasi mereka. Mereka adalah para perampok yang kebetulan juga menginap di hutan itu, jumlah mereka 4 orang. Yang paling depan tampaknya pemimpin mereka, tubuhnya tinggi besar, mukanya penuh brewok dan cambang yang tidak terurus. “Siapa mereka kakang? kayaknya putri keraton. Wadoh.. doh.. dooh ..cantik-cantik lagi.” “Hmm.. kalau dak salah, mereka itu dua orang putri dari Singosari yang sangat terkenal kemolekannya itu.” Si brewok bergumam. “He..he..he.., malam ini kita akan pesta” “Hah.. Gila kau, Kang! Kalau benar dia putri dari Singosari, sama saja kita cari penyakit. Sang Prabu Singasari pasti akan sangat marah, dan memerintahkan pasukannya untuk membunuh kita”. “Ah, goblok!! kita kan bisa lari ke Kediri, pasukan Singasari tidak akan berani mengubek-ubek Kediri. Atau kemanalah, pokoknya tidak di Singasari.”

 “Iya Kang, kapan lagi kita bisa menikmati tubuh putri keraton yang sudah sangat terkenal kecantikannya itu.” Perampok yang lain menyahut sambil jakunnya turun naik. Akhirnya keempat perampok itu sepakat. Maka disusunlah rencana. Keempat prajurut pengawal itu harus dibunuh dulu dengan serangan mendadak yang dilakukan bersamaan. Satu orang membunuh satu prajurit. Keempat perampok itu mempunyai ilmu kanuragan yang lumayan, dengan ilmu meringankan tubuh mereka dengan hati-hati mendekat dengan menyelinap diantara rimbunan semak dan batang pohon. Si brewok memberi isyarat, maka serentak keempat perampok itu dengan golok terhunus menerkam prajurit pengawal itu. “Wuut.. wuut.. creess.. creess” Dua orang prajurit yang sedang tidur tanpa kesulitan mereka tebas batang lehernya sampai putus. Sementara dua orang prajurit yang sedang berjaga sempat memberikan perlawanan. Tapi akhirnya mereka roboh juga dengan perut robek dan dada tertembus golok. “Hei, pengawal. Apa yang terjadi di luar?” Putri Tribuana dan Putri Ayu Pualam meloncat keluar sambil membawa pedang. Tapi begitu sampai di luar tenda, Putri Tribuana ditubruk oleh dua orang perampok hingga jatuh terguling. Putri Tribuana menjerit, sementara pedangnya terlepas dari tangannya.

Perampok itu mendekap tubuhnya dari belakang dengan sangat erat. “Aduhh, hei.. lepaskan!! Apa kalian tidak tahu kami adalah putri dari kerajaan Singasari!!” “Heh.. heh.. heh.., siapa yang tidak tahu bahwa paduka adalah putri dari Singasari. Tapi justru itu kami ingin sekali mencicipi bagaimana rasanya bersetubuh dengan putri keraton. Wuaahh.. pasti nikmat sekali.. waduuh.. nggak sabar aku heh.. heh.. heh.” “Kalian gila!! Kalian bisa disiksa dan dipancung kalau kalian tetap nekat.” “Heh.. heh.. kami rela dipancung kok, asal bisa menikmati tubuh tuan putri.” kata perampok yang satu sambil tangannya secara kurang ajar meremas-remas payudara Putri Tribuana yang masih tertutup baju. Sementara perampok yang mendekapnya berusaha mencium pipi sang putri yang putih mulus itu dari belakang. “Bangsat!! Lepaskan aku, lepaskan!!” Putri Tribuana meronta-ronta. Biarpun sang putri meronta-ronta sekuat tenaga, tapi tetap saja tenaganya kalah kuat. Akhirnya Putri Tribuana lemas sendiri. Seorang perampok memasukkan tangannya ke dalam baju sang putri, tangannya yang kasar menemukan gundukan kenyal dengan puting ditengahnya.

“Woouu.. kenyal sekali susunya, masih kenceng lagi.” perampok itu dengan gemas meremas-remas payudara Putri Tribuana. Sementara nasib Putri Ayu Pualam tidak jauh berbeda. Sang Putri sudah tidak berdaya dalam dekapan kuat Si brewok. “Kakang, kita bawa ke mana mereka? Tak jauh dari sini ada gubuk kosong, kita bawa ke sana mereka. Totok dulu mereka” Dua orang putri itu ditotok syarafnya sehingga tidak bisa bergerak. Lalu mereka dipanggul di pundak dan dibawa masuk lagi kedalam hutan. Gubuk itu tidak begitu luas, hanya mempunyai satu ruangan. Di dalamnya tidak ada tempat tidur, tapi ada beberapa tikar pandan. Putri Tribuana Tungga Dewi dan Putri Ayu Pualam ditidurkan di lantai dengan alas tikar pandan. “Wahh.. mimpi apa aku semalam, pasti mereka masih perawan” kata seorang perampok sambil tangannya mulai membuka pakaian putri Tribuana. Putri Tribuana hanya bisa menangis. Seorang perampok lalu menarik pakaian bawah Putri Tribuana hingga lepas. Perampok itu melotot memandang paha Putri Tribuana Tungga Dewi yang putih mulus karena selalu dirawat setiap hari. Sementara ‘Veggy’nya yang bersih ditumbuhi bulu-bulu yang tidak begitu lebat. “Waduuhh.. sampek gemeteran tanganku nyentuh paha putri keraton yang putih mulus ini” tangan perampok itu tampak agak gemetar waktu mengelus dan meraba-raba paha putri Tribuana.

 Lalu menciumi paha yang mulus itu dengan nafas agak memburu. Mulut dan pipi perampok itu seakan ingin juga merasakan kemulusan dan kehangatan paha Putri Tribuana. Sementara perampok yang satunya mulai membuka pakaian atasnya hingga terlepas semua. Putri Tribuana sudah telanjang bulat. Payudaranya yang sedang ranum-ranumnya itu kelihatan montok, dengan puting yang berwarna kemerah-merahan. “Waduh.. duh.. duuhh.. Elok tenan payudara Putri Tribuana.” Tangan kasar perampok itu lalu meremas-remas payudara montok Putri Tribuana dengan gemas. Puting payudara itu kadang dipilin-pilin dengan jari-jarinya. Lalu dia mulai menjilati puting susu yang kemerah-merahan itu Dia agen poker online terpercaya.

Perampok itu mulai menyedot-nyedot payudara kanan yang ranum milik Putri Tribuana, sementara tangan kanannya meremas-remas payudara yang kiri. “Mmmaahh.. cuupp.. cuup.. wah.. kenyal banget” Putri Tribuana hanya bisa terisak ketika perampok yang satu mulai mengelus-elus ‘Veggy’nya. ‘Veggy’ yang selama ini dia rawat setiap hari, sehingga ‘Veggy’ itu selalu bersih mempunyai bau harum yang khas. Perampok itu membuka paha Putri Tribuana lebar-lebar, sehingga belahan ‘Veggy’ yang kemerah-merahan itu kelihatan.

Perampok itu mengelus-elus belahan ‘Veggy’ itu dengan jari-jari tangannya dari bawah ke atas hingga menemukan kelentit sang putri. Setelah beberapa saat mempermainkan kelentitnya, lalu perampok itu mulai menjilati dan menciumi kelentit dan ‘Veggy’ Putri Tribuana. “Aumm.. cuupp.. waahh harum sekali ‘Veggy’ Paduka.” Cukup lama perampok itu menjilati ‘Veggy’ dan kelentit sang putri. Sementara Putri Tribuana tanpa sadar merintih dalam tangisnya. Perampok itu tampak makin terangsang dan bersemangat melihat Putri Tribuana merintih. Lidahnya menjelajahi permukaan ‘Veggy’ yang kemerah- merahan. Lidah itu lalu menelusuri belahan ‘Veggy’ Putri Tribuana. Belahan ‘Veggy’ yang sudah mulai basah itu dijilat dan dikecup. “Ahh.. cuupp.. cuupp..” Putri Tribuana tampak menggeliat dan menggeleng-gelengkan kepalanya ketika lidah perampok itu menjilati klitorisnya. Daging kecil sebesar kacang itu semakin membesar ketika perampok itu mengecup dan menyedot-nyedot dengan bibirnya. Sementara ‘Veggy’nya semakin basah oleh cairan yang keluar dari dalam. Sementara itu, Putri Ayu Pualam juga bernasib sama dengan kakaknya.

Seorang perampok tampak meremas-remas payudara Putri Ayu Pualam. Payudara Putri Ayu Pualam tidak begitu besar, tapi sudah mulai menonjol. Sementara puting susunya agak kecil berwarna merah muda. Perampok itu tampak nafsu sekali meremas susu setengah ranum itu. Kadang mulutnya menyedut-nyedot puting susunya, lalu tangan yang satunya memilin-milin puting susu satunya. Sementara si brewok mulai melepas pakaian bawah Putri Ayu Pualam.

Hingga kini Putri Ayu Pualam telanjang bulat. Putri Ayu Pualam yang baru berumur 15 tahun itu hanya bisa menangis. Tubuhnya yang putih mulus tanpa cacat itu di gerayangi dua orang perampok. ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam tampak menggembung mulus tanpa ditumbuhi bulu sedikitpun. Si brewok tidak sabar lalu menjilati ‘Veggy’ mulus itu, ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam dijelajahi seluruhnya oleh lidah si brewok, lalu si brewok mulai menghisap hisap ‘Veggy’ itu. Putri Ayu Pualam merintih perlahan, dia tak kuasa menahan gejolak dan rangsangan yang muncul. Si brewok lalu membuka lebar-lebar paha Putri Ayu Pualam. Mulutnya mengecup-ngecup ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam yang tampak menggembung. Lalu klitoris yang kemerahan milik putri juga di jilati dan dihisap-hisap dengan semangatnya.

 “Mmmaahh.. cuup.. cuupp.. edan tenan, bener-bener daun muda ini, putri keraton lagi.” Sementara dua orang perampok yang menggarap Putri Tribuana Tungga Dewi mulai melepas pakaian mereka hingga telanjang bulat. Penis mereka sudah berdiri tegang. Putri Tribuana tak bisa berbuat apa-apa ketika seorang perampok menciumi wajahnya. Pipinya dicium dan dikecup-kecup, lalu bibirnya yang merah merekah dilumat oleh bibir perampok itu. “Mmmaahh keraton Singosari.” Sang putri tidak bisa melawan ketika tangannya dengan dipegangi perampok itu dibimbing meremas-remas ‘Mr. Penny’nya. “Ahh.. enak sekali paduka.. yahhk..hangat dan empuk tangan tuan putri.” Perampok itu merem-melek keenakan ‘Mr. Penny’nya diremas-remas tangan Putri Tribuana, sementara perampok itu tetap meremas-remas payudara indah putri Tribuana. “Kang, aku perawani ya, Putri ini.” Perampok yang satunya tampak menggosok-gosokkan ‘Mr. Penny’nya yang sudah tegang di belahan ‘Veggy’ Putri Tribuana. ‘Mr. Penny’ yang hitam tapi tidak begitu panjang itu (kira-kira12 cm) menyusuri belahan ‘Veggy’ yang sudah basah dari bawah ke atas berulang ulang.

 “Iya cepetan, gantian aku nanti. Wah.. wah.. wah.., Pangeran sejagat harus ngantri untuk dapat bersalaman dengan Putri Tribuana, ehh.. kita ini perampok jalanan malah bisa menikmati tubuhnya sepuas-puasnya.” “Iya kang, beruntung bener ‘Mr. Penny’ku bisa masuk ke ‘Veggy’ Putri Tribuana.” katanya sambil mulai memasukkan ‘Mr. Penny’nya ke lobang ‘Veggy’ Putri Tribuana. ‘Mr. Penny’ itu agak susah masuknya, sambil tangannya memegangi perut sang putri, perampok itu penekan kuat tapi perlahan. Putri Tribuana meringis ketika kepala ‘Mr. Penny’ perampok itu mulai masuk ke dalam lubang ‘Veggy’nya. Putri Tribuana menjerit ketika perampok itu semakin menekan kedalam ‘Mr. Penny’nya. “Waduh.. alot kang, susah masuknya.” “Iya, namanya juga masih perawan, tekan aja terus.” ‘Mr. Penny’ perampok itu sudah terbenam separoh di dalam ‘Veggy’ Putri Tribuana. Lalu perampok itu menarik sedikit ‘Mr. Penny’nya, lalu dimasukkan lagi. Setelah berulang-ulang akhirnya ‘Mr. Penny’ itu terbenam semuanya. Perampok itu berhenti mengambil napas.

 Kemudian dia mulai mengocok ‘Mr. Penny’nya keluar-masuk ‘Veggy’ perlahan-lahan. Agaknya dia ingin menikmati gesekan ‘Mr. Penny’nya dengan dinding ‘Veggy’ Putri Tribuana Tungga Dewi. “Ahh.. sshh..enak tenan ‘Veggy’ tuan putri, hangat, masih rapet lagi, ahh.. sshh..oouuhh “ Perampok itu perlahan-lahan mulai mempercepat gerakannya. ‘Mr. Penny’ yang hitam itu mulai bergerak cepat keluar masuk ‘Veggy’ Putri Tribuana yang putih kemerahan. ‘Veggy’ itu menjepit ‘Mr. Penny’ hitam itu dengan ketat.

 “Ahh.. oouuhh.. sshh..” Perampok itu mendesis desis keenakan. Sementara itu si brewok juga sudah telanjang. ‘Mr. Penny’nya yang hitam tidak begitu besar tapi agak panjang. Si brewok tampak kesulitan memasukkan ‘Mr. Penny’nya ke ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam yang sudah kemerah-merahan itu akibat ciuman dan kecupan-kecupan si brewok. Setelah agak lama, akhirnya si brewok berhasil juga memasukkan ‘Mr. Penny’nya sampai seperoh di ‘Veggy’ putri Ayu Pualam. ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam tampak menjepit erat ‘Mr. Penny’ si brewok. Si brewok tampak diam merem-melek menikmati jepitan ‘Veggy’ putri Ayu Pualam.

Putri Ayu Pualam menjerit keras ketika dengan buasnya si brewok menekan kuat-kuat ‘Mr. Penny’nya. Si brewok lalu dengan buasnya mengocok ‘Mr. Penny’nya keluar masuk. “Ahh..oohh.. mmhh..” mulut si brewok mendesis-desis keenakan. Sementara perampok yang menyetubuhi Putri Tribuana semakin cepat gerakannya. “Ahh.. oohh.. oohh.. ahh.. ahh..” ‘Mr. Penny’nya keluar masuk dengan cepat. Agaknya dia akan orgasme. Putri Tribuana merintih, kepedihannya ia merasakan sensasi luar biasa. Sensasi yang selama ini belum pernah ia rasakan.

Tubuhnya mengejang, tangannya yang menggenggam dan mengocok ‘Mr. Penny’ perampok yang satunya tampak meremas kuat dan kocokannya semakin cepat. Sementara perampok yang di kocok ‘Mr. Penny’nya itu tampak merem melek keenakan. “Ahh.. ss.. terus tuan putri.. ahh yaa.. begituu.. ohh..” Sementara tangannya tak berhenti meremas-remas buah dada Putri Tribuana. Sementara Gerakan perampok satunya semakin cepat, tubuhnya mengejang, matanya mendelik ketika ‘Mr. Penny’nya menyemburkan sperma ke dalam rahim Putri Tribuana Tungga Dewi. “Ahh.. aahh.. ohh..” Agak lama ‘Mr. Penny’nya masih terbenam di ‘Veggy’ sang putri. “Dah, ayo ganti aku! Aku juga pingin ngerasain nikmatnya ‘Veggy’ Putri Tribuana Tungga Dewi. Cepet minggir!” Perampok satunya tampak tidak sabar. Perampok itu akhirnya mencabut ‘Mr. Penny’nya, lalu menyingkir duduk dipojok ruangan. Perampok satunya lalu mulai memasukkan ‘Mr. Penny’nya yang hitam besar ke ‘Veggy’ Putri Tribuana. “Bleess.., ‘Mr. Penny’ itu amblas seluruhnya ke dalam ‘Veggy’ dengan mudah, karena ‘Veggy’ putri Tribuana sudah sangat licin oleh sperma temannya. “Ahh.. ahh.. ohh..” perampok itu langsung tancap gas.’Mr. Penny’nya keluar masuk dengan cepat.

Sementara tangannya meremas-remas payudara tuan putri. “Ohh.. sshh.. ahh..” Ketika mendekati klimak, perampok itu mendekap erat tubuh Putri Tribuana, bibirnya mengecup erat bibir sang putri. ‘Mr. Penny’nya mengejang dan berhenti bergerak di dalam ‘Veggy’ Sang Putri. Sambil menekan kuat-kuat ‘Mr. Penny’nya ke ‘Veggy’ Putri Tribuana, perampok itu mencapai klimak dengan menyemburkan banyak sekali sperma ke dalam ‘Veggy’ Putri Tribuana. Sementara itu si brewok tampak membalikkan tubuh Putri Ayu Pualam sehingga nungging.

 Lalu dari belakang kemudian si brewok menusukkan ‘Mr. Penny’nya ke ‘Veggy’ sang putri. Dengan posisi itu si brewok makin leluasa mengocok ‘Mr. Penny’nya. Serangannya semakin hebat. “Ahh.. ahh.. sshh.. ahh..” si brewok merintih rintih keenakan. “Ahh.. cah ayuu.. sshh.. putri ayuu.. uuhh.. enak sekali. ‘Veggy’mu.. ahh..ohh..” Si brewok menyemburkan mani banyak sekali ke dalam ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam sambil tangannya meremas payudara sang putri. “Ahh..aahh..” ***** Malam itu Putri Tribuana Tungga Dewi dan Putri Ayu Pualam digilir secara bergantian oleh keempat perampok itu. Si brewok sampai 3 kali menyetubuhi Putri Ayu Pualam dan 2 kali menyetubuhi Putri Tribuana Tunggadewi.
Share:

Nikmatnya Memek Pembantu Muda Yang Aku Ngentoti

Cerita Basah : Saat ini aku bekerja manager disebuah perusahaan di kota Semarang, disamping pekerjaan kantorean aku juga membuka usaha di rumah yaitu klontongan ya sambil nyelam minum air ada tambahan sedikit aku kumpulin, saat ini aku sudah menikah tapi istriku tau akan hobiku tentang hasratsexku yang agak ngeleweng yaitu suka mencari cewek daun muda supaya aku tetap awet muda hehe.

Cuplikan Videonya > KLIK DISINI <

 Gambar terkait


Oya para pecinta cerita basah belum perkenalkan namaku David umurku 37tahun, aku selalu saja mendapat koneksi dari rekan kerjaku karena memang pekerjaanku juga menunjang untuk hal itu, tapi yang disayangkan adalah istriku mengetahui kalau aku mempunyai banyak simpanan suatu saat dia meninggalkanku tanpa sepengetahuanku, tapi cuek saja malah aku bisa melampiaskan hasrat sexku lebih leluasa.

Dulu aku sempat punya pembantu tapi karena pembantuku ingin menikah didesanya jadi aku terpaksa mencari yang baru lagi, jujur saja aku kuwalahan untuk mengurus pekerjaan rumah dan rasanya ingin mencari obat stress, aku mendatangi sebuah jasa penyalur PRT dan aku menemukan calon yang menarik perhatianku namanya Hepy aku cari informasinya dia masih berumur 17 tahun.

Wajahnya cukup cantik dengan lesung pipinya yang bikin manis, bibirnya tipis dengan mata yang bersayu sayu, seandainya dia mau berdandan pastinya lebih cantik mungkin saja dia jadi artis ibu kota karena sudah mempunyai modal wajah yang cantik, aku lihat bodynya juga cukup padat walaupun dia mungil langsung saja aku menerima dia sebagai PRT dirumahku.

Setelah seminggu di rumahku dia memang orangnya gesit dalam mengurus rumah, kadang aku juga mengintip kegiatan dia sedang memakai kaos yang ketat membuat hasrat sexku muncul, dengan memakai rok mininya aku mendekati dia dan iseng dari belakang aku cubit pahanya yang putih itu, Hepy sedikit kaget namun setelah melihat wajahku dia hanya menunduk kepalanya dengan manja.

Dan saat aku pulang dari kantor aku kembali melihat dia sedang mengepel lantai dengan menggunakan pakaian daster yang tipis sambil nungging, aku pulang disuguhkan pemandangan yang membuat rudalku berdiri, pantatnya bergoyang ke kanan dan ke kiri nampak garis celana dalamnya yang membayang di dasternya tak lama kemudian aku sengaja menepuk bokongnya sambil berkata:

"itu ngepel atau goyang dangdut Hepy, kok aku melihat pantat kamu jadi terangsang sekali"

Hepy hanya sedikit senyum dan tertawa lirih mendengar komentarku dan kembali meneruskan pekerjaannya, ehh tak taunya dia semakin kencang menggoyangkan pantatnya.

Karena aku gemes dengan apa yang dilakukan Hepy aku pegang bokongnya untuk menahan goyanggannya, aku melihat bokong yang sangat seksi sekali aku mainkan kedua jempolku diantara selakangannya gadis itu, kemudian dia menghentikan gerakannya dan menghentikan tawanya, tangan kananku mengelus paha sebelah kanannya sampai masuk kedalam dasternya.

"maaf ndoro jangan begitu, cegah hepy"

"ngak apa apa kok sayang, ga usah takut"

"Wisit tetap bertahan, jangan ndoro jangan sekarang"

Perkataan Wsiti semakin membuat aku nafsu, dengan terburu buru Hepy berdiri dan bergegas membereskan ember dan kain lapnya kemudian dia menuju ke dapur.

Ya udah aku biarkan Hepy menyelesaikan pekerjaannya yang ada di dapur, malam harinya pukul 7 aku meminta bantuan Hepy untuk memijat punggungku yang pegang karna seharian rutinitasku di kantor memang banyak pekerjaan, agar tubuhku fit kembali untuk hari besok tak ada salahnya aku memberi pengalaman baru kepada gadis Hepy.

Aku memanggil Hepy untuk menuju kekamarku dan membawa minyak gosok, tak lama dia datang masih memakai daster yang tipisnya, aku suruh untuk duduk disampingku.

Langsung saja jemarinya menyentuh penggungku yang sudah diolesi dengan minyak gosok, sambil aku ajak ngobrol dia.

"Hepy kamu ndak sudah punya pacar belum?" kataku di 5 situs judi online terbaik dan terpercaya di indonesia 2019

"hmm dengan jawaban yang lama dia berkata kala disini belum ndoro"

"lhoo kok kalau disini, berarti diluar sana Hepy punya ya??"

"Dengan senyumnya yang khas itu dia menjawan" dulu waktu didesa aku punya pacar tapi sudah aku putusin"

"lhaa emang kenapa??

"Habis dia au enaknya sendiri, dia mintanya ngajak gituan terus tapi kalau diajak menikah gamau, ya aku putusin dia aja ndoro"

Dengan rasa penasaran aku langsung membalikan badanku supaya dadaku yang gantian diurutnya, sambil menatap wajahnya yang manis itu, "gituan gimana maksudnya?? Seolah olah aku membodohi dia apakah kamu tidak suka??

"ya itu ndoroo maksudnya ngajak kelon bareng tidur berdua terlanjang, begituan ndoro"

Muka Hepy memerah sedikit malu.

"lha kamu mau aja diajak gituan"

"ya maksudnya begini ndoroo kalau hanya menghisap burungnya saja Hepy juga ndak apa apa, kalau mau yang lainnya Hepy tolak"

Dengan perkartaan Hepy tadi sponton aja burungku langsung tegang dibuatnya. Aku juga tertawa mendengar perkatan yang polos tersebut.

"ah enggak juga ndoro yang penting Hepy masih perawan"

lha kenapa kalau kamu juga suka kok putus pacarnya.

"ya karena lama kelamaan ngeselin sih, soalnya kalau diajak macem macem mau, tapi dia malah main pada wanita lainnya, untung saja Hepy hanya kasih emutan saja ga lebih jadi aku masih perawan ndorow"

Aku pancing dia dengan candaanku, "lha emangnya kalau gituan aja apa ngk pengen coba yang beneran?? godaku sambil melihat wajahnya yang kembali memerah.

“Ehh katanya kalau gituan sakit ya dan bisa hamil?? Tanya Hepy dengan polosnya.

Kini tubuh Hepy agak membungkuk sambil menggosokkan minyak keperutku , saat itu aku melihat gundukan payudaranya yang tidak ditopangi BH sungguh masih alami dan bersih putingnya dan susunya sangat montok sekali payudaranya Hepy, tanganku sambil mengelus ngelus pahanya yang mengankang , aku menggodanya .

“Jika kalau sama Ndoro Hepy apakah sudi ngasih beneran atau hanya diemut saja”suasan semakin memanas saat itu.

Aku lihat pipi Wisit semakin memerah agak malu mungkin, “tapi aku disini Cuma pembantu Ndoroo mask iya sih pembantu? Kan disini aku Cuma pelayan rumah tangga.

“lha itu juga kan namanya melayani juga Hepy, betul kan?? Aku lihat dia sedikit tersenyum manis.

“nanti kalau aku hamil giman ndoro???

Jangan taku Hepy nanti kalau hamil ndooro yang tanggung jawab , lagian ini baru pertama kalinya nggak bakal hamil, meskipun dia sedikit malu dan ragu , Wsiti menurut perkataanku dan menyikap dasternya diangkatnya.

Kemudian Wsiti meletakkna pantatnya diatas pahaku, dengan rasa yang agak tegang aku mengelus ngelus rambutnya untuk membuat dia tenang, tangan dia menyikap payudaranya sesat aku melihat tubuhnya yang nyaris telanjang , sementar wajah Hepy menoleh menyamping seakan akan membuang wajahnya kekanan, karena tidak sabar aku tarik pinggang Hepy dan aku rebahkan disampingku.

Mungkin seumur hidupnya baru merasakan kasur yang super empuk , langsung saja kau sergap dari atas aku ciumi bibirnya yang tersenyum malu, aku memulai permainan panas ini dengan menggerayangi seluruh tubuhnya meremas remas kedua payudaranya yang kenyal, putingnya yang tegak aku mainkan sampai berwarna merah muda.

Payudaranya montok cukup tanganku untuk memeras terus, tidak menggantung payudaranya sungguh kencang gadis desa ini sungguh ranum siap untuk dinikmati.

Ouuhhhh mmmmmMMmmm ndorooooo ehmmmmmm burungnya ndoro mau aku hisep gak ??”kata Wsiti dengan nafas yang cepat”

“kalau mau ngemut burungku lepas dulu celana kamu Hepy”

Lalu dia bangkit dan melorotkan celana dalammnya dan gadis desa ini benar benar telanjang bulat di depan mataku, dengan perlahan wajah Hepy mendekat diselakanganku meraih kejantananku sambil menata rambutnya kebelakang, dia gantian melorotkan celana dalamku terlihat wajahnya yang tepenganga melihat kejantananku. Mungkin ia membayangkan bagaimana benda berotot sebesar itu dapat masuk di tubuhnya.

Aku segera merasakan sensasi yang luar biasa ketika Hepy mulai mengulum kejantananku, memainkan lidahnya dan menghisap dengan mulut mungilnya sampai pipinya ‘kempot’. Gadis ini ternyata pintar membuat kejantananku cepat gagah.

“Ehm… srrrp… mmm… crup! Ahmm… mmm… mmmh..! Nggolo (ndoro)..! Hangang keyas-keyas(jangan keras-keras)..! Srrrp..!”

Gadis itu tergeliat dan memprotes ketika aku meraih payudaranya yang montok dan meremasinya. Namun aku tak perduli, bahkan tangan kananku kini mengelus belahan pantat Hepy yang bulat penuh, terus turun sampai ke bibir kemaluannya yang masih jarang-jarang rambutnya. Maklum, masih perawan.

Gadis itu tergelinjang tanpa berani bersuara ketika jemariku menyibakkan bibir kemaluannya dan menelusup dalam kemaluannya yang masih perawan.

Merasa kejantananku sudah cukup gagah, kusuruh Hepy mengambil pisau cukur di atas meja, lalu kembali ke atas ranjang. Tersipu-sipu gadis perawan itu mengambil bantal berusaha untuk menutupi ketelanjangannya.

Malu-malu gadis itu menuruti perintah majikannya berbaring telentang menekuk lutut dan merenggangkan pahanya, mempertontonkan rambut kemaluannya yang hanya sedikit.

Tanpa menggunakan foam, langsung kucukur habis rambut di selangkangan gadis itu, membuat Hepy tergelinjang karena perih tanpa berani menolak. Kini bibir kemaluan Hepy mulus kemerah-merahan seperti kemaluan seorang gadis yang belum cukup umur, namun dengan payudara yang kencang.

Dengan sigap aku menindih tubuh montok menggiurkan yang telanjang bulat tanpa sehelai benang pun itu. Tersipu-sipu Hepy membuang wajah dan menutupi payudaranya dengan telapak tangan. Namun segera kutarik kedua tangan Hepy ke atas kepalanya, lalu menyibakkan paha gadis itu yang sudah mengangkang. Pasrah Hepy memejamkan mata menantikan saatnya mempersembahkan keperawanannya.

Gadis itu menahan nafas dan menggigit bibir saat jemariku mempermainkan bibir kemaluannya yang basah terangsang. Perlahan kedua paha mulus Hepy terkangkang semakin lebar. Aku menyapukan ujung kejantananku pada bibir kemaluan gadis itu, membuat nafasnya semakin memburu.

Perlahan tapi pasti, kejantananku menerobos masuk ke dalam kehangatan tubuh perawan Hepy. Ketika selaput dara gadis manis itu sedikit menghalangi, dengan perkasa kudorong terus, sampai ujung kejantananku menyodok dasar liang kemaluan Hepy.

Ternyata kemaluan gadis ini kecil dan sangat dangkal. Kejantananku hanya dapat masuk seluruhnya dalam kehangatan keperawanannya bila didorong cukup kuat sampai menekan dasar kemaluannya. Itu pun segera terdesak keluar lagi.

Hepy terpekik sambil tergeliat merasakan pedih menyengat di selangkangannya saat kurenggutkan keperawanan yang selama ini telah dijaganya baik-baik. Tapi gadis itu hanya berani meremas-remas bantal di kepalanya sambil menggigit bibir menahan sakit.

Air mata gadis itu tak terasa menitik dari sudut mata, mengaburkan pandangannya. Hepy merintih kesakitan ketika aku mulai bergerak menikmati kehangatan kemaluannya yang serasa ‘megap-megap’ dijejali benda sebesar itu. Namun rasa sakit dan pedih di selangkangannya perlahan tertutup oleh sensasi geli-geli nikmat yang luar biasa.

Tiap kali kejantananku menekan dasar kemaluannya, gadis itu tergelinjang oleh ngilu bercampur nikmat yang belum pernah dirasakannya. Kejantananku bagai diremas-remas dalam liang kemaluan Hepy yang begitu ‘peret’ dan legit. Dengan perkasa kudorong kejantananku sampai masuk seluruhnya dalam selangkangan gadis itu, membuat Hepy tergelinjang-gelinjang sambil merintih nikmat tiap kali dasar kemaluannya disodok.

“Ahh… Ndoro..! Aa… ah..! Aaa… ahk..! Oooh..! Ndorooo… Hepy pengen… pih… pipiiis..! Aaa… aahh..!”

Sensasi nikmat luar biasa membuat Hepy dengan cepat terorgasme.

“Tahan Nduk! Kamu nggak boleh pipis dulu..! Tunggu Ndoro pipisin kamu, baru kamu boleh pipis..!”

Dengan patuh Hepy mengencangkan otot selangkangannya sekuat tenaga berusaha menahan pipis, kepalanya menggeleng-geleng dengan mata terpejam, membuat rambutnya berantakan, namun beberapa saat kemudian.

“Nggak tahan Ndorooo..! Ngh…! Ngh…! Ngggh! Aaaiii… iik..! Aaa… aaahk..!” Tanpa dapat ditahan-tahan, Hepy tergelinjang-gelinjang di bawah tindihanku sambil memekik dengan nafas tersengal-sengal.

Payudaranya yang bulat dan kenyal berguncang menekan dadaku saat gadis itu memeluk erat tubuh majikannya, dan kemaluannya yang begitu rapat bergerak mencucup-cucup.

Berpura-pura marah, aku menghentikan genjotannya dan menarik kejantananku keluar dari tubuh Hepy.

“Dibilang jangan pipis dulu kok bandel..! Awas kalau berani pipis lagi..!”

Tampak kejantananku bersimbah cairan bening bercampur kemerahan, tanda gadis itu betul-betul masih perawan. Gadis itu mengira majikannya sudah selesai, memejamkan mata sambil tersenyum puas dan mengatur nafasnya yang ’senen-kamis’. Di pangkal paha gadis itu tampak juga darah perawan menitik dari bibir kemaluannya yang perlahan menutup.

Aku menarik pinggang Hepy ke atas, lalu mendorong sebuah bantal empuk ke bawah pantat Hepy, membuat tubuh telanjang gadis itu agak melengkung karena pantatnya diganjal bantal. Tanpa basa-basi kembali kutindih tubuh montok Hepy, dan kembali kutancapkan kejantananku dalam liang kemaluan gadis itu.

Dengan posisi pantat terganjal, klentit Hepy yang peka menjadi sedikit mendongak. Sehingga ketika aku kembali melanjutkan tusukanku, gadis itu tergelinjang dan terpekik merasakan sensasi yang bahkan lebih nikmat lagi dari yang barusan.

“Mau terus apa brenti, Nduk..?” godaku.

“Aii… iih..! He.. eh..! Terus Ndorooo..! Enak..! Enak..! Aahh… Aiii… iik..!”

Tubuh Hepy yang montok menggiurkan tergelinjang-gelinjang dengan nikmat dengan nafas tersengal-sengal diantara pekikan-pekikan manjanya.

“Ooo… ohh..! Ndoroo.., Hepy pengen pipis.. lagiii… iih..!”

“Yang ini ditahan dulu..! Tahan Nduk..!”

“Aa.. aak..! Ampuuu… unnhh..! Hepy nggak kuat… Ndorooo..!”

Seiring pekikan manjanya, tubuh gadis itu tergeliat-geliat di atas ranjang empuk.

Pekikan manja Hepy semakin keras setiap kali tubuh telanjangnya tergerinjal saat kusodok dasar liang kegadisannya, membuat kedua pahanya tersentak mengangkang semakin lebar, semakin mempermudah aku menikmati tubuh perawannya.

Dengan gemas sekuat tenaga kuremas-remas kedua payudara Hepy hingga tampak berbekas kemerah-merahan. Begitu kuatnya remasanku hingga cairan putih susu menitik keluar dari putingnya yang kecoklatan.

“Ahhhk..! Aaa.. aah! Aduu.. uhh! Sakit Ndorooo..! Hepy mau pipiiiiss..!”

Dengan maksud menggoda gadis itu, aku menghentikan sodokannya dan mencabut kejantanannya justru disaat Hepy mulai orgasme.

“Mau pipis Nduk..?” tanyaku pura-pura kesal.

“Oohh… Ndorooo… terusin dong..! Cuma ‘dikit, nggak pa-pa kok..!” rengek gadis itu manja.

“Kamu itu nggak boleh pipis sebelum Ndoro pipisin kamu, tahu..?” aku terus berpura-pura marah.

Tampak bibir kemaluan Hepy yang gundul kini kemerah-merahan dan bergerak berdenyut.

“Enggak! Enggak kok! Hepy enggak berani Ndoro..!”

Hepy memeluk dan berusaha menarik tubuhku agar kembali menindih tubuhnya. Rasanya sebentarlagi gadis itu mau pipis untuk ketiga kalinya.

“Kalau sampai pipis lagi, Ndoro bakal marah, lho Nduk..?” kuremas kedua buah dada montok Hepy.

“Engh… Enggak. Nggak berani.” Wajah gadis itu berkerut menahan pipis.

“Awas kalau berani..!” kukeraskan cengkeraman tangannya hingga payudara gadis itu seperti balon melotot dan cairan putih susu kembali menetes dari putingnya.

“Ahk! Aah..! Nggak berani, Ndoro..!”

Hepy menggigit bibir menahan sakitnya remasan-remasanku yang bukannya dilepas malah semakin kuat dan cepat. Namun gadis itu segera merasakan ganjarannya saat kejantananku kembali menghajar kemaluannya. Tak ayal lagi, Hepy kembali tergiur tanpa ampun begitu dasar liang kemaluannya ditekan kuat.

“Ngh..! Ngh..! Nggghhh..! Ahk… Aaa… aahhh..! Ndorooo… ampuuu… uun..!”

Tubuh montok gadis itu tergerinjal seiring pekikan manjanya.

Begitu cepatnya Hepy mencapai puncak membuat aku semakin gemas menggeluti tubuh perawannya. Tanpa ampun kucengkeram kedua bukit montok yang berdiri menantang di hadapanku dan meremasinya dengan kuat, meninggalkan bekas kemerahan di kulit payudara Hepy.

Sementara genjotan demi genjotan kejantananku menyodok kemaluan gadis itu yang hangat mencucup-cucup menggiurkan, bagai memohon semburan puncak.

Gadis itu sendiri sudah tak tahu lagi mana atas mana bawah, kenikmatan luar biasa tidak henti-hentinya memancar dari selangkangannya. Rasanya seperti ingin pipis tapi nikmat luar biasa membuat Hepy tidak sadar memekik-mekik manja.

Kedua pahanya yang sehari-hari biasanya disilangkan rapat-rapat, kini terkangkang lebar, sementara liang kemaluannya tanpa dapat ditahan-tahan berdenyut mencucup kejantananku yang begitu perkasa menggagahinya. Sekujur tubuh gadis itu basah bersimbah keringat.

“Hih! Rasain! Dibilang jangan pipis! Mau ngelawan ya..!” Gemas kucengkeram kedua buah dada Hepy erat-erat sambil menghentakkan kejantananku sejauh mungkin dalam kemaluan dangkal gadis itu.

Hepy tergelinjang-gelinjang tidak berdaya tiap kali dasar kemaluannya disodok. Pantat gadis itu yang terganjal bantal empuk berulangkali tersentak naik menahan nikmat.

“Oooh… Ndorooo..! Ahk..! Ampun..! Ampun Ndoroo..! Sudah..! Ampuuu.. unn..!” Hepy merintih memohon ampun tidak sanggup lagi merasakan kegiuran yang tidak kunjung reda.

Begitu lama majikannya menggagahinya, seolah tidak akan pernah selesai. Tidak terasa air matanya kembali berlinang membasahi pipinya. Kedua tangan gadis itu menggapai-gapai tanpa daya, paha mulusnya tersentak terkangkang tiap kali kemaluannya dijejali kejantananku, nafasnya tersengal dan terputus-putus.

Bagian dalam tubuhnya terasa ngilu disodok tanpa henti. Putus asa Hepy merengek memohon ampun, majikannya bagai tak kenal lelah terus menggagahi kegadisannya. Bagi gadis itu seperti bertahun-tahun ia telah melayani majikannya dengan pasrah.

Menyadari kini Hepy sedang terorgasme berkepanjangan, aku tarik paha Hepy ke atas hingga menyentuh payudaranya dan merapatkannya. Akibatnya kemaluan gadis itu menjadi semakin sempit menjepit kejantananku yang terus menghentak keluar masuk.

Hepy berusaha kembali mengangkang, namun dengan perkasa semakin kurapatkan kedua paha mulusnya. Mata Hepy yang bulat terbeliak dan berputar-putar, sedangkan bibirnya merah merekah membentuk huruf ‘O’ tanpa ada suara yang keluar. Sensasi antara pedih dan nikmat yang luar biasa di selangkangannya kini semakin menjadi-jadi.

Aku semakin bersemangat menggenjotkan kejantananku dalam hangatnya cengkeraman pangkal paha Hepy, membuat gadis itu terpekik-pekik nikmat dengan tubuh terdorong menyentak ke atas tiap kali kemaluannya disodok keras.

“Hih! Rasain! Rasain! Nih! Nih! Nihh..!” aku semakin geram merasakan kemaluan Hepy yang begitu sempit dan dangkal seperti mencucup-cucup kejantananku.

“Ahh..! Ampuuu…uun… ampun… Ndoro! Aduh… sakiit… ampuuu… un..!”

Begitu merasakan kenikmatan mulai memuncak, dengan gemas kuremas kedua payudara Hepy yang kemerah-merahan berkilat bersimbah keringat dan cairan putih dari putingnya, menumpukan seluruh berat tubuhku pada tubuh gadis itu dengan kedua paha gadis itu terjepit di antara tubuh kami, membuat tubuh Hepy melesak dalam empuknya ranjang.

Pekikan tertahan gadis itu, gelinjangan tubuhnya yang padat telanjang dan ‘peret’-nya kemaluannya yang masih perawan membuatku semakin hebat menggeluti gadis itu.

“Aduh! Aduu… uuhh… sakit Ndoro! Aaah… aaamm… aaammpuuun… ampuuu… uun Ndoro.. Hepy… pipiiii… iiis! Aaammm… puuun..!”

Dan akhirnya kuhujamkan kejantananku sedalam-dalamnya memenuhi kemaluan Hepy, membuat tubuh telanjang gadis itu terlonjak dalam tindihanku, namun tertahan oleh cengkeraman tanganku pada kedua buah dada Hepy yang halus mulus.

Tanpa dapat kutahan, kusemburkan sperma dalam cucupan kemaluan Hepy yang hangat menggiurkan sambil dengan sekuat tenaga meremas-remas kedua buah dada gadis itu, membuat Hepy tergerinjal antara sakit dan nikmat.

“Ahk! Auh..! Aaa… aauuhh! Oh… ampuuu…uun Ndoro! Terus Ndoro..! Ampuuun! Amm… mmh..!Aaa… aaakh..!”

Dengan puas aku menjatuhkan tubuh di sisi tubuh Hepy yang sintal, membuat gadis itu turut terguling ke samping, namun kemudian gadis itu memeluk tubuhku. Sambil terisak-isak bahagia, Hepy memeluk tubuhku dan mengelus-elus punggungku.

Masih dengan posisi tersebut aku berfikir untuk menaikkan gaji Hepy 3 x lipatnya , supaya dia betah untuk bekerja dan menemaniku disini setiap saat , dengan tubuh yang masioh lemas Hepy bergeluntur turun dari ranjang dan melakukan gerakan melompat lompat, aku bertanya “ngapaiann kamu Hepy”

“katanya biar tidak hamilharus lompat lompat ndorrooo , giman sih”

Aku tebahak mendengarnya sungguh polosnya gadis ini , melihat cairan kental yang turun dari selakangannya tanpa ada bulu sehelaipun.
Share:

Cerita Seks Ngewe Memek Perawan Anak Ibu Kost

Cerita Seks Ngewe Memek Perawan Anak Ibu Kost

Gue, pria 25 tahun seorang mahasiswa salah satu universitas di jogja yang sampai saat ini belum tamat-tamat. walau dari segi akademis gue tergolong gagal, tapi dalam hal menakhlukkan hati kaum hawa gue termasuk orang-orang berprestasi, hehhee. Gue pengen cerita pengalaman pribadi gue, mudah-mudahhan ada manfaatnya.



Kisah ini bermula ketika gue dapat tempat kost yang baru. Dari pagi sampe sore muter-muter daerah UGM, akhirnya nemu juga tempat kost yang bakal ditempati. Awalnya gak begitu suka, karena tempat kostnya terpisah jauh dari teman teman gua yang lain. Tempatnya jauh terlalu masuk ke lorong-lorong. Tapi ada satu hal yabg membuat gue memutusin buat ngambil kosan disana, yaitu anak ibu kostnya yang cakep alang kepalang.



Namanya Rina, mahasiswi semester 3 di UGM. Pertama kali gua ngeliat dia, jantung gua langsung berdesir karena doi manis banget. "iya, kostan yang disebelah ada kok kak, tapi cuman satu kamar'. Begitu suaranya ramah ketika pertama kali gua berkomunikasi sama doi. Ibu kostnya juga baik. Namun ibu kostnya yang berprofesi pedagang di sleman belum pulang. Rina mengatakan kala ibu dan bapak berdagang pergi pagi pulang malam. Akhirnya besok gue mutusin untuk ngambil kamar kost nya yang bersebelhan langsung dengan rumah ibu kostnya. Walau tinggal terpencil jauh dari teman teman gua, gak masalah lah... yang penting gua bisa dapatin nih si bidadari khayangan.

Malam itu gue udah ready untuk tinggal di kostan baru gue, begitu keluar, ehh,, ternyata gebetan gua Rina lagi telponan diluar sambil duduk santai di teras rumahnya, "wah.. kesempatan buat pdkt nih.." dalam hati gue.
Setelah nungguin dia selesai telponan lumayan lama, akhirnya gue keluar kamar dam samperin doi. "Haii lagi ngapain?" sapa gue sambil melempar senyuman.
"Ehh,lagi santai aja kak" balasnya membalas senyuman gue.
"Telponan sama siapa?"
"Sama pacar kak" jawabnya plakkk.. gue serasa kena tempar. Ternyata doi udah punya pacar. Habis deh!
Namun, pembicaraan tetap berlanjut. Walau Rina sudah punya pacar, gue tetap pengen akrab sama dia. Siapa tau ntar dia putus, siapa tau ntar dia bosen sama pacarnya.. Siapa tau.. siapa tau.. gue menghibur diri.

Gue perhatikan wajah manis Rina. Bener-bener wajah bidadari! Kulitnya halus tanpa jerawat. Ternyata ada tai lalat mungil di pipinya.

“Kak kok ngeliatin Rina gitu sih?” tanya Rina risih.
Gue tersadar. “Ehh.. gak. Ternyata Rina punya tai lalat di pipi yah?” tanya gue.
“Orang yang punya tai lalat di pipi itu beruntung lho..” ucap gue keumudian.
“Emang kenapa kak?” tanya nya penasaran.

“Iyalah beruntung! untung aja tai lalat, kalo tai kebo gimana coba?” seloroh gue.
Rina langsung ketawa. Manis banget ngeliat dia ketawa. Akhirnya malam itu gue berhasil ngobrol panjang lebar dan ketawa ketiwi bareng Rina. Bahkan setelah cerita tai lalat itu, rina bahkan nunjukin kalau dia punya tanda lahir di lengannya.

“Mana mungkin itu tanda lahir! Itu tatto tuh!” gue langsung aja nuduh.
“Sumpah kak ini tanda lahir!” balasnya. Daftar Bandarq

“Gak percaya! Pasti kamu orangnya tattoan yah! Harus diperiksa nih!” tuduh gue. Dia malah tertawa cekikikan. Gue senang..

Paginya, gue sempetin dulu olahraga pagi. Angkat barbel dan push up ringan sudah jadi rutinitas pagi buat gue. Punya badan atletis dan berotot memang kharakteristik gue. Alah..

Tiba-tiba gue denger suara cebar-cebur dari kamar mandi. Gue selidiki asal suara tersebut, ternyata persis bersebelahan dengan dinding disebelah kamar gue. Ternyata disebelahnya kamar mandi!

Gue coba dengerin suara gemercik air tersebut. Ternyata suara berikutnya adalah lantunan nyanyian seorang gadis. Tidak salah lagi, itu suara Rina! Gue begitu menikmati suara nyanyiannya. Merdu banget!

Akhirnya timbul pikiran kotor gue. Dinding tembok yang sebenarnya tidak terlalu tinggi itu bisa gue panjat! Akhirnya dengan secepat kilat, otak gue berfikir keras. Bagaimana caranya untuk memanjat dinding yang tingginya dua setengah meter ini.

Setelah yakin orang tua Rina sudah berangkat pergi berdagang dan Rina pasti sendirian di rumah, gue nekat untuk ngintipin Rina mandi. Dengan bantuan kursi, akhirnya gue bisa mencapai ujung tembok paling atas. Pelan-pelan gue angkat kepala untuk melihat pemandangan disebelah sana. Ternyata benar! Rina sedang mandi sambil bernyanyi.

Cerita Panas: Nikmatnya Memek Perawan Anak Ibu Kost | Rina dengan wajah manis itu ternyata punya tubuh yang sangat seksi. Dari ujung rambut hingga ujung kakinya dapat gue liat secara jelas. Payudaranya yang montok bergelantungan. Kulitnya putihnya yang dibalut busa-busa sabun. Hingga rambut-rambut halus yang tumbuh didaerah kemaluannya dapat terlihat jelas. Hal itu tanpa sadar sudah membuat batang kemaluan gue langsung mengeras.

Rina masih asyik menggosok-gosok bagian tubuhnya dengan sabun. Yang membuat gue gak tahan yaitu terkadang tangannya meremas payudaranya sendiri. Kilauan sabun dari payudaranya yang putih licin oleh sabun membuat gue serasa mau pingsan.

Sejurus kemudian, rina membilas sabunnya dengan menimba air. Kulitnya makin terlihat putih bercahaya. Berikutnya bagian selangkangannya yang dicuci dengan air. Diluar dugaan gue, ternyata Rina mengelus-elus bagian kemaluannya.

    Baca Juga  > Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Sendiri

Awalnya gue berfikir Rina melakukan pembersihan di daerah vaginanya. Ternyata, ia begitu keasyikan mengelus-elus daerah yang berbulu tersebut. Gue liat matanya sudah merem-merem keenakan. “Ohh tidaakk.. Rina sedang masturbasi!”

Baru kali ini gue melihat secara langsung dengan mata kepala sendiri ada seorang cewek yang masturbasi. Secara jelas gue menonton Rina yang tengah keasyikan memainkan jarinya di bibir kemaluannya.

Secara tak sadar gue jadi lupa diri kalau sebenarnya posisi gue sangat rawan. Bisa bahaya kalau sampai ketahuan oleh Rina. Malu banget lah, baru satu hari ngekos ditempat orang sudah berlaku kurang ajar.

Ternyata bata yang menjadi pijakan gue tak sanggup lagi menahan pijakan gue. Akhirnya salah satu batu bata tersebut terjatuh. Rina jadi kaget dan menghentikan adegan masturbasinya.

“Mati gue kalo rina sampai tau!” batin gue terus cemas. Gue langsung menghentikan tontonan langka nan sangat istimewa tersebut. Gue segera turun dari dinding yang gue panjat buru- buru.

Ternyata Rina menyadari dirinya diintip. Rina segera memakai handuknya dan buru-buru keluar kamar mandi. Gue segera menuju pintu kamar mandi untuk menghalangi dan menenangkan Rina, kalau-kalau ia berteriak. Bisa mampus gue kalau dia ngadu ke ortunya.

Ternyata gue yang buru-buru melintasi pintu kamar mandi langsung bertabrakan dengan Rina yang baru saja keluar kamar mandi. Handuk rina langsung tersibak, ia terjatuh.

“Maaf.. maaf..” Cuma itu yang bisa terlontar dari mulut gue sambil membantu Rina untuk berdiri. Gue langsung mengambil handuknya. Rina tampak kelabakan ketika handuknya hampir saja copot. Rina tidak memakai apa-apa selain handuk yang membuat payudaranya menyembul kelihatan.
“Kak, ngintipin Rina barusan yah?” tanya Rina dengan menundukkan kepalanya. Ia menunduk mungkin karena ia malu. Karena baru saja ia melakukan masturbasi.

Gue jadi ngerasa bersalah. “Maafin kakak ya.. Kakak menyesal banget” gue ucapin itu dengan nada memelas. Rina cuma mengangguk tapi masih menunduk. Tangannya masih memegang handuknya erat-erat.

Tak lama setelah itu dia berjalan pelan kedalam rumahnya sambil terisak. Matanya berkaca-kaca. Gue jadi tambah merasa bersalah. “Blum ada lho yang ngeliat Rina gitu, kok kakak tega sih?” suaranya lirih.

Akhirnya gue anterin Rina ke kamarnya. Gue bimbing dia menuju kamarnya. Dibenak gue semuanya campur aduk. Perasaan bersalah udah membuat dia trauma. Mungkin saja bagi cewek hal seperti itu bisa membuatnya trauma.

Sesampainya dikamar Rina, gue malah memeluknya. Terlintas dipikiran gue, kalau cewek sedih atau nangis untuk menenangkannya dengan di peluk. “Rina maafin kakak ya..” gue bisikin itu ke telinganya. Sekali lagi Rina mengangguk.

Dari pelukan, gue beralih mendekap Rina. Gue cium pipinya kemudian bibirnya. Serentak tangan gue juga ikut memainkan perannya meremas dada Rina dari luar handuknya.
“Kakak! Ngapain sih ini!” ucap Rina kaget.

Dalam fikiran gue, kepalang basah mandi aja! Tanggung ketahuan ngintipin Rina mandi, kenapa gak gue tidurin aja sekalian? Mumpung kesempatan ada!

Gue dorong Rina ke tempat tidurnya. Pintu kamarnya segera gue kunci. Handuknya dengan mudah gue lepas. Bibir Rina gue lumat dan kulum sejadi-jadinya. Tangan gue menjamah payudaranya yang montok. Rina berontak dan kakinya menghentak-hentak gak karuan.

“Kakaaaakk..” Rina berteriak. Gue mulai cemas. Nanti kalau ada warga yang dengar gimana? Gue bisa dihajar masa.

Akhirnya gue menghentikan aksi brutal gue. Gue mutusin untuk membujuk Rina pelan-pelan. Sambil mengelus-elus bahunya dan membelai rambutnya gue ngomong pelan-pelan “Rina, tenang aja yaa.. kakak gak bermaksud nyakiti Rina. Kakak gak mungkin menyakiti Rina karena kakak sayang banget sama Rina..” bisik gue pelan-pelan ke Rina.

Gue cium leher Rina, tangan gue mulai lagi main-main mengelus payudaranya, meremas, kemudian turun ke daerah kemaluannya.

“Kakak, Rina mohon jangan kak” Rina memelas ketakutan.
“Rina tenang aja yaa.. Kakak gak akan nyakitin Rina. Kakak Sayang sama Rina.” Bujuk gue pelan-pelan sambil terus memainkan daerah kemaluannya. Tangannya terus mendorong-dorong gue. Rina ketakutan setengah mati.

Gue terus memberikan rangsangan dengan terus menciumi leher Rina. Kemudian turun dan menjilati puting susunya yang memerah. Sementara tangan kanan gue mengelus-elus daerah vaginanya. Jari tengah gue mulai masuk ke lipatan bibir vaginanya. Gue terus mainkan itu pelan-pelan.

“Kakak.. Rina mohon, Rina masih perawan kak.. Rina takut..” Rina masih memelas. Tangannya terus memegangi tangan kanan gue yang bergerilya didaerah bibir vaginanya.

Gue cuma jawab permohonan Rina dengan ciuman dan kuluman dibibirnya. Gue terus lumat bibir Rina dan bibir vaginanya dilumat jari tengah gue. Perlahan gue masukin jari tengah gue dengan pelan-pelan. Terasa daerah vagina Rina sudah basah.

Mengetahui daerah vagina nya sudah basah dan licin, gue jadi yakin kalau sebenarnya Rina juga menikmati permaikan gue. Rina juga sudah tidak menunjukkan perlawanan yang kuat.
“Rina, kak masukin jari kakak pelan-pelan ya.. gak sakit kok.. Rina tenang aja yaa..”
Belum lagi Rina memberikan persetujuannya, jari tengah gue sudah menikam masuk ke vaginanya. Akhirnya jawaban Rina Cuma erangan dan rintihan.

Gue terus mainkan dengan memasukkan jari tengah gue kedalam vaginanya sedikit demi sedikit. Akhirnya bisa masuk semua jari gue!

“Kakak.. Rina takut kak..” Rina terus menceracau. Tapi kakinya malah membuka lebar dan sesekali nafasnya mendesir berat. Gue yakin Rina sebenarnya mungkin saja sering bermasturbasi. Cewek-cewek seperti Rina mungkin saja cewek hyperseks yang sering memuaskan dirinya dengan masturbasi. Seperti yang gue liat barusan di kamar mandi.

Gue makin sibuk. Tangan kiri gue membelai rambutnya, mulut gue sesekali mengisap dan menjilati putingnya, dan tangan kanan gue memasukkan jari kedalam liang vagina Rina yang makin banjir dengan cairan dan licin.

Akhirnya gue gak tahan lagi. Dengan sekejap segera gue lucuti semua pakaian gue hingga kami berdua sudah benar-benar telanjang bulat. Segera gue tindih tubuh Rina yang terkapar.

“Rina, kita coba masukin yuk.. Tahan sedikit ya.. mungkin agak sakit.” Rina dengan lugunya mengangguk. Tampaknya ia sudah diliputi gejolak syahwat yang sangat. Gue makin bersemangat.
Perlahan gue gosok-gosokin penis gue yang udah tegang dari tadi ke bibir kemaluan Rina. Rina yang makin terangsang gak bisa berbuat apa-apa selain pasrah. Jiwa raganya sudah diliputi kenikmatan seks.

Setelah penis gue licin dengan cairan Rina, perlahan gue tusukin penis gue ke dalam liang kemaluan Rina. Walaupun pekerjaan gue halus dan pelan, tetap saja Rina merintih kesakitan. Sekarang penis gue bercampur dengan cairan licin dari Rina dan darah keperawanannya.

Rina menangis. Namun bibirnya terus mengeluarkan suara “ahhh.. ahhhh.. kakak..”
Gue gak mau ambil pusing. Gue sibuk dengan mendobrak vagina Rina yang sangat sempit agar batang kemaluan gue bisa masuk lebih dalam lagi.

Dibantu dengan cairan pelicin Rina yang sudah banjir, penis gue bisa masuk semuanya. Gue terus menggenjot dengan memaju mundurkan batang kemaluan gue. Sesekali gue cium dan jilatin leher Rina hingga ke payudaranya. Kemudian putinya gue hisap sekuat-kuatnya.

Akhirnya gue liat tanda-tanda Rina akan orgasme. Segera gue pacu kecepatan goyangan gue. Gue pun pengen keluar dan klimaks. Akhirnya Rina lebih dahulu mencapai klimaks dan berteriak “Kakakk…”

Berurutan setelah itu gue juga keluar menyemprotkan cairan sperma gue didalam memeknya. “ahhh.. Ahhhh.. Rina..” Gue **kan beberapa kali semburan dengan menekan penis gue sedalam-dalamnya kedalam liang vaginanya.

Rina pun menjepitkan pahanya. Akhirnya untuk beberapa saat kita terbuai merasakan nikmatnya orgasme.

Beberapa saat setelah itu terasa kedutan dan denyutan dari vaginanya. Penis gue belum gue cabut. Batang kemaluan gue itu gue biarin sampai lemas didalam vaginanya Rina. Gue terus perhatikan wajah cantik Rina yang termenung sayu.

Sesaat gue jadi kasihan telah melakukan ini semua kepada Rina. Kembali gue elus-elus dan benerin rambutnya yang berantakan. Gue tatap matanya dalam-dalam sambil berkata pelan “Rina, mau gak jadi pacar kakak?”

Rina hanya diam. Gue tau dia udah punya pacar. Tapi gue sama sekali gak tau apa yang mau gue katakan selain itu kepada Rina.

Gue pasang kembali celana dan keluar dari kamar Rina. Rina masih termenung sayu diranjangnya dan belum memakai pakaiannya.

Gue udah siap dengan segala konsekwensi dari perbuatan gue barusan. Setelah itu gue langsung berkemas di dalam kamar kos gue. “Mungkin setelah ini Rina akan mengadukan semua itu ke orang tuanya dan gue bakal di usir” pikir gue.

Siang harinya, gue sudah selesai beres-beres barang-barang. Gue pengen cabut duluan sebelum gue di usir sama orang tuanya Rina. Atau mungkin saja hal yang lebih buruk bakal terjadi ke gue.

Ternyata pintu kamar kos gue diketuk. Setelah gue buka ternyata Rina. Gue persilahkan Rina masuk.
Rina pun masuk kedalam kamar gue. Dia liat gue sudah packing barang-barang siap-siap mau kabur. “Kakak mau kemana?” tanya Rina. Gue cuma diam.

“Kakak gak boleh pergi! Rina takut.. gimana kalau Rina sampai hamil? Kakak harus tanggungjawab untuk semua ini!” kata Rina lirih.

“Baiklah kakak gak akan pergi. Kakak akan tanggungjawab kalau terjadi apa-apa. Tapi kakak mohon jangan kasih tau orang tua Rina ya..” pinta gue.

Rina hanya mengangguk. Matanya masih sembab karena menangis. Gue jadi kasihan, akhirnya Rina gue peluk lagi.

Seminggu setelah itu, gue dan Rina Cuma diam-diam dan tak ada tegur sapa. Tapi akhirnya gue beranikan diri lagi untuk menyapanya dan mengajaknya bercanda lagi. Akhirnya, gue bisa ngajakin Rina untuk berhubungan badan lagi. Kadang dikamar gue, kadang dikamar dia. Bahkan dia sempat tidur di kamar gue, padahal orang tuanya ada dirumah.

Ternyata Rina selalu diliputi gairah. Permainan seks kami semakin hari semakin fariatif. Dalam waktu tak kurang dari seminggu, Rina sudah berani menelan habis sperma yang gue semburin didalam mulutnya. Seks lagi dan lagi.. kami berdua sama-sama diliputi gairah yang membara.

Walaupun status hubungan gue belum jelas hingga saat ini, gue tetap menjalani ini sama Rina. Rina tetap pacaran dengan pacarnya, tapi kalo soal ranjang Rina lari ke gue.

Hampir setiap malam Rina mampir ke kamar gue buat gituan. Kadang setelah gituan dia balik ke kamarnya, kadang tidur di kamar gue.

Sejak saat itulah, Rina ternyata diam-diam juga main sama pacarnya. Gue pernah nanya ke Rina, apa dia pernah melakukan hubungan badan dengan cowoknya? Awalnya Rina bilang belum. Tapi setelah gue selidiki sms dari cowoknya, ternyata mereka juga udah ngelakuin hal begituan. Setelah perawannya hilang, dia malah jadi hyperseks dan pengen ngelakuin hal itu terus.

Suatu sore, pembicaraan gue sama Rina sampai ke sesuatu yang bahkan gak gue duga. Rina bilang kalau dia membayangkan dientotin dua orang, yaitu gue dan pacarnya. Hehehee… kadang gue gak habis pikir, mengapa cewek yang dulu pemalu dan lugu ini bisa jadi liar kayak gini.


Share:

Gadis Penyanyi Cafe Mesum Denganku

Gadis Penyanyi Cafe Mesum Denganku

Malam itu aku dinner bersama clientku disebuah cafe. Sebuah band tampil menghibur pengunjung cafe bersama musik jazz. Dimainkan bersama cukup baik aku memperhatikan sang penyanyi. Seorang gadis berusia lebih kurang 26tahun. Suaranya sesungguhnya sangat jazzy.

FULL VIDEO > KLIK DISINI <

 Gambar terkait

Gadis ini wajahnya tidak sangat cantik. Tingginya kurang lebih 160cm/55kg. Tubuhnya padat berisi. Ukuran payudaranya lebih kurang 36B. Kelebihannya adalah lesung pipitnya. Senyumnya manis dan matanya berbinar indah. Cukup seksi. Apalagi suaranya. Membuat telingaku fresh.

“Para pengunjung sekalian.. Malam ini saya, Felicia bersama band akan menemani anda semua. Jika ada yang dambakan bernyanyi bersama saya, mari.. aku persilakan. Atau jikalau dambakan request lagu.. silakan”.

Penyanyi yang ternyata bernama Felicia itu terasa beri salam pengunjung Cafe. Aku hanya tertarik mendengar suaranya. Percakapan bersama client mengambil alih perhatianku. Sampai lantas telingaku menangkap pergantian cara bermain berasal dari sang keyboardist. Aku memandang ke arah band tersebut dan memandang Felicia ternyata bermain keyboard juga.

Felicia bermain solo keyboard sambil menyanyikan lagu “All of Me”. Lagu Jazz yang sangat sederhana. Aku menikmati semua jenis musik dan mengusahakan mengerti semua jenis musik. Termasuk jazz yang sesungguhnya ‘brain music’. Musik cerdas yang membawa dampak otakku berpikir tiap-tiap mendengarnya.

Felicia ternyata bermain sangat aman. Aku terkesima mendapatkan seorang penyanyi cafe yang dapat bermain keyboard bersama baik. Tiba-tiba aku menjadi sangat tertarik bersama Felicia. Aku menuliskan request laguku dan memberikannya lewat pelayan cafe tersebut.

“The Boy From Ipanema, please.. And your cellular number. 081xx. From Boy.”, tulisku di kertas request sekaligus menuliskan nomer HP-ku. Aku melanjutkan percakapan bersama clientku dan tak lama lantas aku mendengar nada Felicia.

“The Boy From Ipanema.. Untuk Mr. Boy..?”

Bahasa tubuh Felicia membuktikan bahwa dia dambakan mengerti di mana aku duduk. Aku melambaikan tanganku dan tersenyum ke arahnya. Posisi dudukku tepat di depan band tersebut. Jadi, bersama mengerti Felicia dapat melihatku. Kulihat Felicia membalas senyumku. Dia terasa memainkan keyboardnya.

Sambil bermain dan bernyanyi, matanya menatapku. Aku pun menatapnya. Untuk menggodanya, aku mengedipkan mataku. Aku kembali berbicara bersama clientku. Tak lama kudengar nada Felicia menghilang dan berganti bersama nada penyanyi pria. Kulihat sekilas Felicia tidak nampak. Tit.. Tit.. Tit.. SMS di HP-ku berbunyi.

“Felicia.” kelihatan pesan SMS di HP-ku. Wah.. Felicia meresponsku. Segera kutelepon dia.

“Hai.. Aku Boy. Kau dimana, Felicia?”

“Hi Boy. Aku di belakang. Ke kamar mandi. Kenapa dambakan mengerti HP-ku?”

“Aku tertarik denganmu. Suaramu sexy.. Sesexy penampilanmu” kataku terus terang. Kudengar tawa ringan berasal dari Felicia.

“Rayuan ala Boy, nih?”

“Lho.. Bukan rayuan kok. Tetapi pujian yang pantas buatmu yang sesungguhnya sexy.. Oh ya, pulang berasal dari cafe jam berapa? Aku antar pulang ya?”

“Jam 24.00. Boleh. Tapi kulihat kau bersama temanmu?”

“Oh.. dia clientku. Sebentar kembali dia pulang kok. Aku hanya mengantarnya sampai parkir mobil. Bagaimana?”

“Okay.. Aku tunggu ya.”

“Okay.. See you soon, sexy..”

Aku melanjutkan sebentar percakapan bersama client dan lantas mengantarkannya ke area parkir mobil. Setelah clientku pulang aku kembali ke cafe. Waktu tetap membuktikan pukul 23.30.

Masih 30 menit lagi. Aku kembali duduk dan memesan hot tea. 30 menit aku habiskan bersama memandang Felicia yang menyanyi. Mataku terus menatap matanya sambil sesekali aku tersenyum. Kulihat Felicia bersama yakin diri membalas tatapanku. Gadis ini menarik sampai membuatku dambakan mencumbunya.

Dalam perjalanan mengantarkan Felicia pulang, aku sengaja menyalakan AC mobil cukup besar supaya suhu dalam mobil dingin sekali. Felicia kelihatan menggigil.

“Boy, AC-nya dikecilin yah?” tangan Felicia sambil raih tombol AC untuk menaikkan suhu. Tanganku segera menahan tangannya. Kesempatan untuk memegang tangannya.

“Jangan.. Udah dekat rumahmu kan? Aku tidak tahan panas. Suhu segini aku baru bisa. Kalau anda naikkan, aku tidak tahan..” alasanku.

Aku sesungguhnya dambakan membawa dampak Felicia kedinginan. Kulihat Felicia dapat mengerti. Tangan kiriku tetap memegang tangannya. Kuusap perlahan. Felicia diam saja.

“Kugosok ya.. Biar hangat..” kataku datar. Aku memberinya stimuli ringan. Felica tersenyum. Dia tidak menolak.

“Ya.. Boleh. Habis dingin banget. Oh ya, anda puas jazz juga ya?”

“Hampir semua musik aku suka. Oh ya, baru kali ini aku memandang penyanyi jazz wanita yang dapat bermain keyboard. Mainmu asyik lagi.”

“Haha.. Ini malam pertama aku main keyboard sambil menyanyi.”

“Oh ya? Tapi tidak nampak canggung. Oh ya, kudengar tadi mainmu banyak memakai scale altered dominant ya?” aku lantas memainkan tangan kiriku di tangannya seolah-olah aku bermain piano.

“What a Boy! Kamu mengerti jazz scale juga? Kamu dapat main piano yah?” Felicia kelihatan terkejut. Mukanya nampak penasaran.

“Yah, dulu main klasik. Lalu tertarik jazz. Belum mahir kok.” Aku berhenti di depan rumah Felicia.

“Tinggal bersama siapa?” tanyaku kala kami masuk ke rumahnya. Ya, aku menerima ajakannya untuk masuk sebentar walaupun ini udah nyaris jam 1 pagi.

“Aku kontrak rumah ini bersama lebih dari satu temanku sesama penyanyi cafe. Lainnya belum pulang semua. Mungkin sekalian kencan bersama pacarnya.”

Felicia masuk kamarnya untuk mengganti baju. Aku tidak mendengar nada pintu kamar dikunci.

Wah, kebetulan. Atau Felicia sesungguhnya memancingku? Aku segera berdiri dan nekat membuka pintu kamarnya. Benar! Felicia berdiri hanya bersama bra dan celana dalam. Di tangannya ada sebuah kaos.

Kukira Felicia akan berteriak terkejut atau marah. Ternyata tidak. Dengan enjoy dia tersenyum.

“Maaf.. Aku rela tanya kamar mandi dimana?” tanyaku melacak alasan. Justru aku yang gugup memandang panorama indah di depanku.

“Di kamarku ada kamar mandinya kok. Masuk aja.”

Wah.. Lampu hijau nih. Di kamarnya aku memandang ada sebuah keyboard. Aku tidak menjadi ke kamar mandi tambah memainkan keyboardnya. Aku memainkan lagu “Body and Soul” sambil menyanyi lembut. Suaraku biasa saja juga permainanku. Tapi aku yakin Felicia akan tertarik. Beberapa kali aku membawa dampak kekeliruan yang kusengaja. Aku dambakan memandang reaksi Felicia.

“Salah tuh mainnya.” komentar Felicia. Dia ikut bernyanyi.

“Ajarin dong..” kataku.

Dengan segera Felicia mengajariku memainkan keyboardnya. Aku duduk sedang Felicia berdiri membelakangiku. Dengan posisi seperti memelukku berasal dari belakang, dia membuktikan sekilas notasi yang benar. Aku dapat merasakan nafasnya di leherku. Wah.. Sudah jam 1 pagi. Aku menimbang-nimbang apa yang wajib aku lakukan. Aku memalingkan mukaku. Kini mukaku dan Felicia saling bertatapan. Dekat sekali. Tanganku bergerak memeluk pinggangnya. Kalau ditolak, bermakna dia tidak punya niat apa-apa denganku. Jika dia diam saja, aku boleh melanjutkannya. Kemudian tangannya menepis halus tanganku. Kemudian dia berdiri. Aku ditolak.

“Katanya rela ke kamar mandi?” tanyannya sambil tersenyum. Oh ya.. Aku melewatkan alasanku membuka pintu kamarnya.

“Oh ya..” aku berdiri.

Ada rasa sesak di dadaku menerima penolakannya. Tapi aku tak menyerah. Segera kuraih tubuhnya dan kupeluk. Kemudian kuangkat ke kamar mandi!

“Eh.. Eh, apa-apaan ini?” Felicia terkejut. Aku tertawa saja.

Kubawa dia ke kamar mandi dan kusiram bersama air! Biarlah. Kalau rela marah ya aku menerima saja.

Yang mengerti aku terus mengusahakan mendapatkannya. Ternyata Felicia tambah tertawa. Dia membalas menyiramku dan kami sama-sama basah kuyup. Segera aku menyandarkannya ke dinding kamar mandi dan menciumnya!

Felicia membalas ciumanku. Bibir kami saling memagut. Sungguh nikmat bercumbu di suhu dingin dan basah kuyup. Bibir kami saling berlomba menambahkan kehangatan. Tanganku merain kaosnya dan membukanya. Kemudian bra dan celana pendeknya. Sementara Felicia juga membuka kaos dan celanaku. Kami sama-sama tinggal hanya memakai celana dalam. Sambil terus mencumbunya, tangan kananku meraba, meremas lembut dan merangsang payudaranya. Sementara tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya dan sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Dari pantatnya aku dapat raih vaginanya. Menggosok-gosoknya bersama jariku.

“Agh..” kudengar rintihan Felicia. Nafasnya terasa memburu. Suaranya sexy sekali. Berat dan basah. Perlahan aku merasakan penisku ereksi.

“Egh..” aku menahan nafas kala kurasakan tangan Felicia menggenggam batang penisku dan meremasnya.

Tak lama dia mengocok penisku sampai membuatku makin terangsang. Tubuh Felicia kuangkat dan kududukkan di bak air. Cukup susah bercinta di kamar mandi. Licin dan tidak dapat berbaring. Sewaktu Felicia duduk, aku hanya dapat merangsang payudara dan mencumbunya. Sementara pantat dan vaginanya tidak dapat kuraih. Felicia tidak rela duduk. Dia berdiri kembali dan menciumi puting dadaku!

Ternyata enak juga rasanya. Baru kali ini putingku dicium dan dijilat. Felicia cukup aktif. Tangannya tak dulu melepaskan penisku. Terus dikocok dan diremasnya. Sambil melakukannya, badannya bergoyang-goyang seakan-akan dia tengah menari dan menikmati musik. Merasa terganggu bersama celana dalam, aku melepasnya dan juga melepaskan celana dalam Felicia. Kami bercumbu kembali.

Lidahku menekan lidahnya. Kami saling menjilat dan menghisap.

Rintihan kecil dan desahan nafas kami saling bergantian membawa dampak alunan musik birahi di kamar mandi. Suhu yang dingin membawa dampak kami saling merapat melacak kehangatan. Ada sensasi yang berbeda bercinta kala dalam situasi basah. Waktu bercumbu, ada rasa ‘air’ yang membawa dampak ciuman berbeda rasanya berasal dari biasanya.

Aku menyalakan shower dan lantas di bawah air yang mengucur berasal dari shower, kami makin hangat merapat dan saling merangsang. Aliran air yang membasahi rambut, muka dan semua tubuh, membawa dampak tubuh kami makin panas. Makin bergairah. Kedua tanganku raih pantatnya dan kuremas agak keras, saat bibirku melumat makin ganas bibir Felicia. Sesekali Felicia menggigit bibirku.

Perlahan tanganku merayap naik sambil memijat ringan pinggang, punggung dan bahu Felicia. Dari bahasa tubuhnya, Felicia sangat menikmati pijatanku.

“Ogh.. Its nice, Boy.. Och..” Felicia mengerang. di hebohqq

Lidahku terasa menjilati telinganya. Felicia menggelinjang geli. Tangannya ikut meremas pantatku.

Aku merasakan payudara Felicia makin tegang. Payudara dan putingnya nampak begitu seksi.

Menantang bersama puting yang menonjol coklat kemerahan.

“Payudaramu seksi sekali, Felicia.. Ingin kumakan rasanya..” candaku sambil tertawa ringan. Felicia memainkan bola matanya bersama genit.

“Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.

“Enak lho..” sambungnya sambil menjilat telingaku. Ugh.. Darahku berdesir. Perlahan ujung lidahku mendekati putingnya. Aku menjilatnya identik di ujung putingnya.

“Ergh..” desah Felicia. Caraku menjilatnya lah yang membuatnya mengerang.

Mulai berasal dari ujung lidah sampai pada akhirnya bersama semua lidahku, aku menjilatnya. Kemudian aku menghisapnya bersama lembut, agak kuat dan pada akhirnya kuat. Tak lama lantas Felicia lantas membuka kakinya dan membimbing penisku memasuki vaginanya.

“Ough.. Enak.. Ayo, Boy” Felicia memintaku terasa beraksi.

Penisku perlahan menembus vaginanya. Aku terasa mengocoknya. Maju-mundur, berputar, Sambil bibir kami saling melumat. Aku mengusahakan keras membuatnya merasakan kenikmatan. Felicia bersama terampil mengikuti tempo kocokanku. Kamu bekerja serupa bersama serasi saling memberi dan memperoleh kenikmatan. Vaginanya tetap rapat sekali. Mirip bersama Ria. Apakah begini rasanya perawan? Entahlah. Aku belum dulu bercinta bersama perawan, jikalau bersama Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya.

“Agh.. Agh..” Felicia mengerang keras. Lama kelamaan suaranya makin keras.

“Come on, Boy.. Fuck me..” ceracaunya.

Rupanya Felicia adalah jenis wanita yang bersuara keras kala bercinta. Bagiku menyenangkan juga mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat
menghunjamkan penisku. Lama-lama tempoku makin cepat. Beberapa saat lantas aku berhenti. Mengatur nafas dan membuat perubahan posisi kami.

Felicia menungging dan aku ‘menyerangnya’ berasal dari belakang. Doggy style. Kulihat payudara Felicia sedikit terayun-ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, lantas memasukkan jariku.

“Hey.. Perih tau!” teriak Felicia. Aku tertawa.

“Sorry.. Kupikir enak rasanya..” Aku menghentikan memasukkan jari ke anusnya tapi tetap bermain-main di lebih kurang anusnya sampai membuatnya geli.

Cukup lama kami berpacu dalam birahi. Aku merasakan saat-saat orgasmeku nyaris tiba. Aku mengusahakan keras menyesuaikan ritme dan nafasku.

“Aku rela nyampe, Felicia..”

“Keluarin di dalam aja. Udah lama aku tidak merasakan semburan cairan pria” Aku agak terhenti. Gila, keluarin di dalam. Kalau hamil gimana, pikirku.

“Aman, Boy. Aku ada obat anti hamil kok..” Felicia meyakinkanku. Aku yang tidak yakin. Tapi masa bodoh ah. Dia yang menjamin, kan? Kukocok kembali bersama gencar. Felicia berteriak makin keras.

“Yes.. Aku juga nyaris sampe, Boy.. come on.. come on.. oh yeah..”

Saat-saat itu makin dekat.. Aku mengejarnya. Kenikmatan ga ada tara. Membuat saraf-saraf penisku kegirangan. Srr.. Srr..

“Aku orgasme. Sesaat lantas kurasakan tubuh Felicia makin bergetar hebat. Aku mengusahakan keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang-kejang mengalami puncak kenikmatan.

“Aarrgghh.. Yeeaahh..” Felicia menyusulku orgasme.

Dia menjerit kuat sekali lantas membalikkan badannya dan memelukku. Kami lantas bercumbu lagi. Saatnya after orgasm service. Tanganku memijat tubuhnya, memijat kepalanya dan mencumbu hidung, pipi, leher, payudara dan lantas perutnya. Aku membuatnya kegelian kala hidungku bermain-main di perutnya. Kemudian kuangkat dia.
Mengambil handuk dan mengeringkan tubuh kami berdua. Sambil terus mencuri-curi ciuman dan rabaan, kami saling menggosok tubuh kami. Dengan tubuh telanjang aku mengangkatnya ke area tidur, membaringkannya dan kembali menciumnya. Felicia tersenyum puas. Matanya berbinar-binar.

“Thanks Boy.. Sudah lama sekali aku tidak bercinta. Kamu berhasil memuaskanku..”

Pujian yang tulus. Aku tersenyum. Aku terasa belum hebat bercinta. Aku hanya mengusahakan melayani tiap-tiap wanita yang bercinta denganku. Memperhatikan kebutuhannya.

Aku sangat terkejut kala tiba-tiba pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi lupa mengunci pintu!! Seorang wanita muncul. Aku tidak sempat kembali menutupi tubuh telanjangku.

“Ups.. Gak usah terkejut. Dari tadi aku udah dengar teriakan Felicia. Tadi tambah udah mengintip kalian di kamar mandi..” kata wanita itu. Aku kecolongan. Tapi apa boleh buat. Biarkan saja. Kulihat Felicia tertawa.

“Kenalin, dia Gladys. Mbak.. Dia Boy.” aku menganggukkan kepalaku padanya.

“Hi Gladys..” sapaku.

Kemudian aku berdiri. Dengan penis lemas terayun aku melacak kaos dan celana pendek Felicia dan memakainya. Gladys masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. Sudah jam 2 pagi. Aku wajib pulang.
Share:

KLIK UNTUK MELIHAT FULL VIDEO BOKEP


BEBERAPA AKUN ID PRO JUDI ONLINE LANGSUNG KLIK YOUTUBE

Popular Post

Label

Recent Posts

Pages