Kisah Panas Aku Dengan Dua Perempuan Setiap Harinya

Cerita Sex - ini terjadi ketika aku masih usia 17 tahun. Aku yang baru saja lulus SD bingung mau kemana, melanjutkan sekolah nggak mungkin sebab Bapakku sudah satu tahun yang lalu meninggal. Sedangkan Ibuku hanya penjual nasi bungkus di kampus dan kedua kakakku pergi entah bagaimana kabarnya. Sebab sejak pamitan mau merantau ke Pulau Bali nggak pernah ada kabar bahkan sampai Bapak meninggalpun juga nggak tahu. Adik perempuanku yang masih kelas dua SD juga membutuhkan biaya.




Hasil gambar untuk cewek indo terlanjang

Akhirnya aku hanya bisa main-main saja sebab meski aku anak laki-laki satu-satunya aku mau kerja masih belum kuat dan takut untuk pergi merantau tanpa ada yang mengajak. Suatu ketika ada saudara Bapakku yang datang dengan seorang tamu laki-laki. Kata pamanku dia membutuhkan orang yang mau menjaga rumahnya dan merawat taman. Setelah aku berpikir panjang dan akhirnya mau dengan mempertimbangkan keadaan ibuku.

Berangkatlah aku ke kota Jember tepatnya di perumahan daerah kampus. Aku terkagum-kagum dengan rumah juragan baruku ini, disamping rumahnya besar halamannya juga luas. Juraganku sebut saja namanya pak Beni, ia jajaran direksi Bank ternama di kota Jember, ia mempunyai dua anak Perempuan yang satu baru saja berkeluarga dan yang bungsu 3 SMA namanya Kristin, usianya kira-kira 1 tahun, sedangkan istrinya membuka usaha sebuah toko busana yang juga terbilang sukses di kota tersebut, dan ada satu pembantu perempuan Pak Beni namanya Bik Miatun usianya kira-kira 27 tahun

Teman Kristin banyak sekali setiap malam minggu selalu datang kerumah kadang pulang sampai larut malam, hingga aku tak bisa tidur sebab harus nunggu temen Non Kristin pulang untuk mengunci gerbang usai bergadang malam minggu, yang jelas pagi itu kamar Non Kristin masih terkunci dari dalam. Aku ngak peduli sebab bagiku bukan tugasku untuk membuka kamar Non Kristin, aku hanya ditugasi jaga rumah ketika Pak Beni dan Istrinya pergi kerja dan merawat tamannya saja.

Pagi itu Pak Beni dan Istrinya pamitan mau keluar kota, katanya baru pulang minggu malam sehingga dirumah itu tinggal aku, Bik Miatun dan Non Kristin. Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 tapi Non Kristin masih belum bangun juga dan Bik Miatun sudah selesai memasak.
"Jono, aku mau belanja tolong pintu gerbang dikunci"
"Iya Bik! jawabku sambil menyiram tanaman didepan rumah. Setelah Bik Miatun pergi aku mengunci pintu gerbang.

Setelah selesai minyiram taman yang memang cukup luas aku bermaksud mematikan kran yang ada dibelakang. Sesampai didepan kamar aku mendengar ada suara air berkecipung kulihat kamar Non Kristin sedikit terbuka berarti yang mandi Non Kristin. Tiba-tiba timbul niat untuk mengintip. Aku mencoba mengintip dari lubang kunci, ternyata tubuh Non Kristin mulus dan susu nya sangat kenyal, kuamati terus saat Non Kristin menyiramkan air ke tubuhnya, dengan perasaan berdegap aku masih belum berang dari tempatku semula. Baru pertama ini aku melihat tubuh perempuan tanpa tertutup sehelai benang. Sambil terus mengintip, tanganku juga memegang penisku yang memang sudah tegang, kulihat Non Kristin membasuh sabun keseluruh badannya aku ngak melewatkan begitu saja sambil tanganku terus memegangi penisku. Aku cepat-cepat pergi, sebab Non Kristin sudah selesai mandinya namun karena gugup aku langsung masuk ke kamar WC yang memang berada berdampingan dengan kamar mandi, disitu aku sembunyi sambil terus memegangi penisku yang dari tadi masih tegang,
Cukup lama aku di dalam kamar WC sambil terus membayangkan yang baru saja kulihat, sambil terus merasakan nikmat aku tidak tahu kalau Bik Miatun berada didepanku. Aku baru sadar saat Bik Miatun menegurku,
"Ayo.. ngapain kamu."
Aku terkejut cepat-cepat kututup resleting celanaku, betapa malunya aku.
"Ngngngng,,ngakk Bik..." kataku sambil cepat-cepat keluar dari kamar WC. Sialan aku lupa mengunci pintunya, gerutku sambil cepat-cepat pergi

Esoknya usai aku menyiram taman, aku bermaksud kebelakang untuk mematikan kran, tapi karena ada Bik Miatun mencuci kuurungkan niat itu.
"Kenapa kok kembali? tanya Bik Miatun.
"ah,,, ngk bikk.." jawabku sambil terus ngeloyor pergi.
"Lho aku ngak kenapa? Sibi saja nemeni Bibik mencuci, lagian kerjaanmu kan sudah selesai bantu saya menyiramkan air kebaju yang akan dibilas," pinta Bik Miatun
Akhirnya akupun menuruti permintaan Bik Miatun. Entah sengaja memancing atau memang kebiasaan Bik Miatun setiap mencuci baju selalu menaikkan jaritnya diatas lutut, melihat pemandangan seperti itu, jantungku berdegap begitu cepat
"Begitu putihnya paha Bik Miatun ini"pikirku lalu bayangku mulai nakal dan berimajinasi untuk bisa mengelus-ngelus paha Bik Miatun
"Heh kenapa melihat begitu!" pertanyaan ku Bik Miatun membuyarkan lamunanku
"Eh..nggg,ng,ngakk Bik", aku mau buang air besar" kataku, lalu aku segera masuk kedalam WC, tapi kali ini aku tak lupa untuk mengunci pintunya.

Didalam WC aku hanya bisa membayangkan paha mulus Bik Miatun sambil memegangi penisku yang memang sudah menegang cuma waktu itu aku ngak merasakan apa-apa, cuman penis ini tegang saja. Akhirnya aku dan kulihat Bik Miatun masih asik dengan cucianya.
"Ngapain kamu tadi didalam jon?" tanya Bik Miatun.
"Ah...ngak Bik cuman buang air besar saja kok", jawabku sambil menyinrankan air pada cucianya Bik Miatun
"Ahhhh bener? aku tahu kok, aku tadi sempat menguntit kamu, aku penasaran jangan-jangan kamu melakukan seperti kemarin ee.. ngk taunya benar," kata Bik Miatun
"Hahhh...? jadi Bibik mengintip aku?" tanyaku sambil menunduk malu.

Tanpa banyak bicara aku langsung pergi.
"lohh... kok pergi?, sini jon belum selesai nyuciannya, tenang saja jon aku ngak akan cerita kepada siapa-siapa, kamu ngak udah malu sama Bibik" panggil Bik Miatun
keurungkan niatku untuk pergi.
"Ngomong-ngomong gimana rasanya saat kamu melakukan seperti tadi jon?" tanya Bik Miatun.
"Ahh ngak Bik," jawabku sambil malu-malu
"Ngak gimana? tanya Bik Miatun seolah-olah mau menyelidiki aku.
"Malu sama siapa? lah wong disini cuman kamu sama aku kok, Non Kristin juga sekolah, Pak Beny kerja?" kata Bik Miatun.
"Iya malu sama Bibik, sebab Bibik sudah tahu milikki," jawabu
"Oalahhhh gitu aja kok malu, sebelum tahu milikmu aku sudah pernah tahu sebelumnya milik mantan suamki dulu, enak ya?
"Apanya Bik? tanyaku
"Iya rasanya to..?" gurau Bik Miatun tanpa memperdulikan aku yang binggung dan malu padanya
"Sini kamu,," kata Bik Miatun sambil menyuruhku untuk mendekat, tiba-tiba tangan tangan Bik Miatun memegang penisku.
"Jangan Bikk....!! sergarku sambil berusaha meronta, namun karena pegangna kuat rasanya sakit kalau terus dipaksakan untuk meronta.

Akhirnya aku hanya diam saja ketika Bik Miatun memegangi penisku yang masih didalam celana pendekku. Pelan tapi pasti aku mulai menikmati pegangan tangan Bik Miatun pada penisku. AKu hanya bisa diam sambil terus melek merem merasakan nikmatnya pegangan tangan Bik Miatun. Lalu Bik Miatun mulai melepas kancing celanaku dan melorotkannya kebawah. Penisku sudah mulai tegang dan tanpa rasa jijik Bik Miatun jongkok dihadapanku dan mejilati penisku.
"achhh...Bik...geli," kataku sambil memegangi rambut Bik Miatun.

Bik Miatun ngak perduli dia terus saja mengulum penisku, Bik Miatun berdiri lalu membuka kancing bajunya sendiri tapi tidak semuanya, kulihat pemandangan yang menyembul didepanku yang masih terbungkus kain kutang dengan ragu-ragu kupeganggi. Tanpa merasa malu, Bik Miatun membuka tali kutangnya dan membiarkan aku terus memegangi susu Bik Miatun, dia mendesah sambil tangannya terus memegangi penisku. Tanpa malu-malu kuemut pentil Bik Miatun
"achhh,,jonnn,teruss,jonnn"
Aku masih terus melakukan perintah Bik Miatun, setelah itu Bik Miatun kembali memasukkan penisku kedalam mulutnya. Aku hanya bisa mendesah sambil memgangi rambut Bik Miatun.
"Bik aku seperti mau pipis," lalu Bik Miatun segera melepaskan kulumannya dan menyingkapkan jaritnya yang basah, kulihat Bik Miatun ngk memakai celana dalam. "Sini jon,,," Bik Miatun mengambil posisi duduk, lalu aku mendekat.
"Sini.. masukkan penismu kesini. "Sambil tangannya menunjukkan bagian selakangannya.

Dibimbingnya penisku untuk masuk ke dalam vagina Bik Miatun.
"Terus jon tarik, dan masukkan lagi ya.."
"iya Bik" kuturuti permintaan Bik Miatun, lalu aku meraaskan seperti pipis, tapi rasanya nikmat sekali.
Setelah itu aku menyadarkan tubuhku pada tembok.
"Jon.. gimana tahu kan rasanya sekarang?" tanya Bik Miatun sambil membetulkan tali kancingnya.
"iya Bik.."jawabku

Ke esokkan harinya setiap isi rumah menjalankan aktivitasnya, aku selalu melakukan adegan ini dengan Bik Miatun. Saat itu hari Sabtum kami ngak nyangka kalau Non Kristin pulang pagi. Saat kami tengah asik melakukan kuda-kudaan dengan Bik Miatun, Non Kristin memergoki kami.
"Hah? apa yang kalian lakukan! Kurang ajar! awas nanti tak laporkan pada papa dan mama, kalian!"
Melihat Non Kristin kami gugup bingung, "jangan Non.. ampuni kami Non," rengek Bik Miatun.
"jangan laporkan kami pada tuan, Non"
akupun juga takut kalau sampai dipecat, akhirnya kami menangis didepan Non Kristin, mungkin Non Kristin iba juga melihat rengekan kami berdua.
"iya sudah jangan diulangi lagi Bik!! bentak Non Kristin.
"iy,,iya Non," jawab kami berdua.

Esoknya seperti biasa Non Kristin selalu bangun siang kalau hari minggu, saat itu Bik Miatun juga sedang belanja sedangkan Pak Beny dan Istrinya ke Gereja, saat aku menyirami taman, dari belakang kudengan Non kristin memanggilk,
"Joonn!!Cepat sini!"teriaknya.
"Iya Non" akupun bergegas kebelakang tapi aku tidak menemukan Non Kristin
"Non,, Non Kristin," panggilku sambil mencari Non Kristin.
"Tolong ambilkan handuk dikamarku! Aku tadi lupa mengambilnya," teriak Non Kristin yang ternyata berada di dalam kamar mandi.
"Iya Non"
Akupun pergi mengambilkan handuk dikamarnya, setelah kuambilkan handuknya "Ini Non handuknya," kataku sambil menunggu diluar.
"Mana cepat.."
"Iya Non, tapi.."
"Tapi apa!! Pintunya dikunci.."

Aku bingung gimana cara memberikan handuk ini pada Non Kristin yang ada didalam? Belum sempat aku berpikir, tiba-tiba kamar mandi terbuka. Aku terkejut hampir tidak percaya Non Kristin telanjang bulat didepanku.
"Mana handuknya," pinta Non Kristin.
"I.. ini Non," kuberikan handuk itu pada Non Kristin.
"Kamu sudah mandi?" tanya Non Kristin sambil mengambil handuk yang kuberikan.
"Be..belum Non."
"Kalau belum, ya.. sini sekalian mandi bareng sama aku," kata Non Kristin.

Belum sempat aku terkejut akan ucapakan Non Kristin, tiba-tiba aku sudah berada dalam satu kamar mandi dengan Non Kristin, aku hanya bengong ketika Non Kristin melucuti kancing bajuku dan membuka celanaku, aku baru sadar ketika Non Kristin memegang milikku yang berharga.
"Non,," sergahku.
"Sudah ikuti saja perintahku, kalau tidak mau kulaporkan perbuatanmu dengan Bik Miatun pada papa," ancamnya.

Aku ngk bisa berbuat banyak, sebagai lelaki normal tentu perbuatan Non Kristin mengundang birahiku, sambil tangan Non Kristin bergerilya di bawah perut, akupun membalasnya dengan ciuman yang lembut. Lalu kuciumi buah dada Non Kristin yang singsat dan padat. Non Kristin mendesah, "anghh"
Kuciumi, lalu aku tertuju pada selakangan Non Kristin, kulihat bukit kecil diantara paha Non yang ditumbuhi bulu-bulu halus, belum begitu lebat aku coba untuk memegangnya. Non Kristin diam saja, lalu aku arahkan bibirku diantara selakangan Non Kristin.
"Sebentar jon..," kata Non Kristin, lalu Non Kristin mengambil posisi duduk dilantai kamar mandi yang memang cukup luas dan kaki dilebarkan, ternyata Non Kristin memberi kelaluasaan padaku untuk terus menciumi vaginanya.

Melihat kesempatan itu tak kusia-siakan, aku langsung melumat vaginanya kumainkan lidahku didalam vaginanya.
"aughhh..Jon..jonnnn," erangan Non Kristinm aku merasakan ada cairan yang mengalir dari dalam vagina Non Kristin. Melihat erangan Non Kristin kulepaskan ciuman bibirku pada vagina Non Kristin. Seperti yang diajarkan Bik Miatun kumasukkan jemari tanganku pada vagina Non Kristin. Non Kristin semakin mendesah, "unghhh jonn... terus jon..,," desah Non Kristin. Lalu kuarahkan penisku pada vagina Non Kristin.

Bless...blesss.. Batangku dengan mudah masuk kedalam vagina Non Kristin, ternyata Non Kristin sudah ngak perawan, kata Bik Miatun seorang dikatakan perawan kalau pertama kali melakukan hubungan intim dengan lelaki dari vaginanya mengeluarkan darah, sedang saat itu ku masukkan penisku ke dalam vagina Non Kristin tidak kutemukan darah.

Kutarik, kumasukkan lagi penisku seperti yang pernah kulakukan pada Bik Miatun sebelumnya. “Non.. aku.. mau keluar Non.”
"Keluarkan saja didalam Jon.."
"Aggh.. Non."
"Jon.. terus Jon.."
Saat aku sudah mulai mau keluar, kubenamkan seluruh batang penisku kedalam vagina Non Kristin, lalu gerkkanku semakin cepat dan cepat.
"Ough.. terus.. Jon.."
Kulihat Non Kristin menikmati gerakanku sambil memegangi rambutku, tiba-tiba kurasakan ada cairan hangat menyemprot ke penisku saat itu juga aku juga merasakan ada yang keluar dari penisku nikmat rasanya. Kami berdua masih terus berangkulan keringat tubuh kami bersatu, lalu Non Kristin menciumku.
"Terima kasih Jon kamu hebat," bisik Non Kristin.
"Tapi aku takut Non," kataku.
"Apa yang kamu takutkan, aku puas, kamu jangan takut, aku nggak akan bilang sama papa" kata Non Kristin. Lalu kami mandi bersama-sama dengan tawa dan gurauan kepuasan.

Sejak saat itu setiap hari aku harus melayani dua wanita, kalau di rumah hanya ada aku dan Bik Miatun, maka aku melakukannya dengan Bik Miatun. Sedang setiap Minggu aku harus melayani Non Kristin, bahkan kalau malam hari semua sudah tidur, tak jarang Non Kristin mencariku di luar rumah tempat aku jaga dan di situ kami melakukannya.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KLIK UNTUK MELIHAT FULL VIDEO BOKEP


BEBERAPA AKUN ID PRO JUDI ONLINE LANGSUNG KLIK YOUTUBE

Popular Post

Label

Recent Posts

Pages